Cari di Blog ini


Home Hubungi Saya
2009-08-31

PENGARUH PERBUATAN BAIK DAN UCAPAN YANG BAIK  

 

Manusia senantiasa mencari lingkungan yang tenang tempat mereka dapat hidup dengan aman, gembira, dan membina persahabatan. Meskipun mereka merindukan keadaan yang demikian itu, mereka tidak pernah melakukan usaha untuk menyuburkan nilai-nilai tersebut, tetapi sebaliknya, mereka sendirilah yang menjadi penyebab terjadinya konflik dan kesengsaraan. Sering kali orang mengharapkan agar orang lain memberikan ketenangan, kedamaian, dan bersikap bersahabat. Hal ini berlaku dalam hubungan keluarga, hubungan antarpegawai di perusahaan, hubungan kemasyarakatan, maupun persoalan internasional. Namun, untuk membina persahabatan dan menciptakan kedamaian dan keamanan dibutuhkan sikap mau mengorbankan diri. Konflik dan keresahan tidak dapat dihindari jika orang-orang hanya bersikukuh pada ucapannya, jika mereka hanya mementingkan kesenangannya sendiri tanpa bersedia melakukan kompromi atau pengorbanan. Bagaimanapun, orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah tidak bersikap seperti itu. Orang-orang yang beriman tidak mementingkan diri sendiri, suka memaafkan, dan sabar. Bahkan ketika mereka dizalimi, mereka bersedia mengabaikan hak-hak mereka. Mereka menganggap bahwa kedamaian, keamanan, dan kebahagiaan orang lain lebih penting dibandingkan dengan kepentingan pribadi mereka, dan mereka menunjukkan sikap yang santun. Ini merupakan sifat mulia yang diperintahkan Allah kepada orang-orang beriman:

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (Q.s. Fushshilat: 34-5).

"Ajaklah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.s. an-Nahl: 125).

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, sebagai balasan atas perbuatan baiknya bagi orang-orang yang beriman, Allah mengubah musuh mereka menjadi "teman yang setia". Ini merupakan salah satu rahasia Allah. Bagaimanapun juga, hati manusia berada di tangan Allah. Dia mengubah hati dan pikiran siapa saja yang Dia kehendaki.

Dalam ayat lainnya, Allah mengingatkan kita tentang pengaruh ucapan yang baik dan lemah lembut. Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun a.s. agar mendatangi Fir'aun dengan lemah lembut. Meskipun Fir'aun itu zalim, congkak, dan kejam, Allah memerintahkan rasul-Nya agar berbicara kepadanya dengan lemah lembut. Allah menjelaskan alasannya dalam al-Qur'an:

"Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (Q.s. Thaha: 43-4).

Ayat-ayat ini memberitahukan kepada orang-orang yang beriman tentang sikap yang harus mereka terapkan terhadap orang-orang kafir, musuh-musuh mereka, dan orang-orang yang sombong. Tentu saja ini mendorong kepada kesabaran, kemauan, kesopanan, dan kebijakan. Allah telah mengungkapkan sebuah rahasia bahwa Dia akan menjadikan perbuatan orang-orang beriman itu akan menghasilkan manfaat dan akan mengubah musuh-musuh menjadi teman jika mereka menaati perintah-Nya dan menjalankan akhlak yang baik.

 

 

Sumber: Harun Yahya dalam buku BEBERAPA RAHASIA AL-QUR’AN

Malaysia Jipak Lagu Terang Bulan Sebagai Lagu Kebangsaannya  

Sebelum saya menjelaskan semua, ada baiknya kita lihat lirik lagu Terang Bulan dan Negaraku

 

Lirik lagu terang bulan:

 

Terang Bulan,

Terang Bulan di kali, Buaya Timbul disangkalah mati

Jangan percaya mulut lelaki, Berani sumpah tapi takut mati

Jangan percaya mulut lelaki, Berani sumpah takut mati

 

Waktu potong padi di tengah sawah, sambil bernyayi riuh rendah

Memotong padi semua orang, Sedari pagi sampai petang

Waktu potong padi di tengah sawah, Sambil bernyayi riuh rendah

Bersenang hati sambil bersuka, Tolonglah kami bersama-sama

 

Dan dengan PICIK dan KEJINYA oleh MALINGSIA, diubah menjadi lagu NEGARAKU,,, yang liriknya:

 

Negaraku… Tanah tumpah darahku

Rakyat hidup, Bersatu dan maju

 

 

Rahmat bahagia, Tuhan kurniakan raja kita

Selamat bertahta

 

Rahmat bahagia, Tuhan kurniakan raja kita

Selamat bertahta

 

Intonasi antara kedua lagu tersebut sama hanya saja lagu Negaraku mengikutu lagu kebangsaan yang diiringi terompet sedangkan, lagu Terang Bulan adalah sebuah lagu keroncong

Tanya saja pada Malaysia, mengapa Mulut Lelaki Yang Berani Sumpah Takut Mati disamakan dengan lirik Negaraku…Mungkin pasalnya Malaysia adalah negara pengecut.

Sebelumnya Perusahan Lokananta yang merupakan BUMN percetakan telah mengeluarkan somasi terhadap lagu negaraku yang dijiplak secara tragis karena dinilai Perusahaan tersebut merasa dirugikan. Penuntut mengakui, telah lama tahu bahwa lagu Negaraku merupakn jiplakan dari Terang Bulan namun, beliau diam saja sampai pada waktu MALINGSIA klaim tari Pendet, sebelumnya para netter Malaysia diduga melecehkan lagu Indonesia Raya dan memelesetkannya, serta memberi komentar kurang terpuji.

 

Setidaknya ada beberapa lagu, yang mirip dengan lagu Terang Bulan, yaitu La Rosalli, Allah Lanjutkan usia Sultan, dan Negaraku.

Kemungkinan besar, lagu terang bulan sendiri merupakan gubahan lagu La Rosalli namun, Negara kuku dan Negaraku intonasinya 100 % njiplak Terang Bulan. Disini kita akan lihat lagu Mamula Moon, walau mirip, tapi Negaraku meniru terang Bulan dan bukan Mamula Moon. Padahal, jelas-jelas Terang Bulan merupakan karya Indonesia yang dihadiahkan Mantan Presiden Soekarno untuk Malaysia namun, maling yan maling… akhirnya hadiah itu dijiplak dan diakui sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa Malaysia.

 

Indonesia bukan penjiplak

 

Setelah kasus tersebut, timbullah serangan balik dari netter Malaysia. Katanya… Indonesia jiplak lagu Indonesia Raya dan Dari sabang Sampai Merauke.

Sebelum saya jelaskan perlu diketahui konsep Inspirated (terinspirasi) dan Menjiplak (Copying), Manusia merupakan makhluk Malaysia yang mana melakukan proses pembelajaran dengan cara meniru, wajar… tapi yang jelas kalau Inspirated tidak ditiru semuanya,,, sedangkan menjiplak yang seperti dilakukan MALINGSIA adalah hina karena ditelan mentah-mentah.

Perlu dijelaskan pula, Plagirtisme atau penjiplakan khususnya pada lagu adalah lebih dari 8 bar. Bagi orang Malingsia yang tak tahu aturan, mereka seenaknya sendiri saja, anggap orang Indonesia jiplak padahal jelas itu hanya kebohongan belaka.

Lagu Indonesia raya yang dikatakan jiplak lagu Lekha-lekha Panda-panda hampir tidak ada kemiripannya,, coba saja dengar, hanya buang waktu deh,,,

kalau lagu Dari Sabang Sampai Merauke memeng agak sedikit dengan lagu Prancis yang hanya pada letak intro.

 

Semoga bermanfaat,, dan dapat digunakan untuk menambah rasa nasionalisme kita. Dan jangan sampai, ada yang diusik oleh Malingsia…. Hidup Indonesia

2009-08-30

RAHASIA MENGAPA ALLAH MENGHAPUS PERBUATAN BURUK  

 

Orang-orang beriman bercita-cita memperoleh keridhaan, kasih sayang, dan surga Allah. Namun, manusia diciptakan dalam keadaan lemah dan lupa sehingga manusia melakukan banyak kesalahan dan memiliki banyak kelemahan. Allah Yang Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya dan Maha Pengasih dan Penyayang memberitahukan kita bahwa Dia akan menghapus perbuatan buruk dari hamba-Nya yang ikhlas dan akan memberikan kepada mereka pemeriksaan yang mudah:

"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya dengan gembira." (Q.s. al-Insyiqaq: 7-9).

Tentu saja Allah tidak mengubah perbuatan buruk setiap orang menjadi kebaikan. Adapun sifat orang-orang beriman yang perbuatan buruknya dihapus Allah dan diampuni-Nya diberitahukan dalam al-Qur'an.

" Orang-orang yang Menjauhi Dosa-dosa Besar

Dalam sebuah ayat Allah menyatakan:

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia." (Q.s. an-Nisa': 31).

Orang-orang yang beriman yang mengetahui fakta ini berbuat dengan sangat hati-hati dengan memperhatikan batas-batas yang ditetapkan Allah, dan mereka menghindari hal-hal yang dilarang. Jika mereka melakukan kesalahan karena kealpaannya, mereka segera berpaling kepada Allah, bertobat, dan memohon ampunan.

Allah memberitahukan kita dalam al-Qur'an tentang hamba-hamba-Nya yang tobatnya akan diterima. Dalam hal ini, jika kita mengetahui perintah Allah, namun dengan sengaja kita melakukan dosa dan berkata, "Tidak apa-apa, apa pun yang terjadi saya akan diampuni." Perkataan ini benar-benar menunjukkan cara berpikir yang salah, karena Allah mengampuni perbuatan dosa hamba-hamba-Nya yang dilakukan karena kealpaan dan ia segera bertobat dan tidak berniat mengulanginya lagi:

"Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran ketidaktahuan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima tobatnya oleh Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, ia mengatakan, 'Sesungguhnya saya bertobat sekarang.' Dan tidak pula orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (Q.s. an-Nisa': 17-8).

Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, menjauhi perbuatan dosa dengan sungguh-sungguh sangatlah penting jika seseorang ingin perbuatan-perbuatan buruknya dihapuskan, dan jika tidak menginginkan penyesalan pada hari pengadilan kelak. Dalam pada itu, seorang beriman yang melakukan suatu dosa, hendaknya secepatnya memohon ampun kepada Allah.

" Orang-orang yang Sibuk Mengerjakan Amal Saleh

Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia akan menutupi perbuatan buruk orang-orang yang beramal saleh. Sebagian dari ayat-ayat yang membicarakan masalah ini adalah sebagai berikut:

"Pada hari ketika Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar." (Q.s. at-Taghabun: 9).

"Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh, maka mereka itu kejahatan mereka diganti dengan Allah dengan kebajikan. Dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.s. al-Furqan: 70).

Setiap perbuatan dan semua tindakan yang dilakukan untuk mencari karunia Allah adalah "amal saleh". Misalnya, perbuatan seperti menyampaikan perintah agama Allah kepada manusia, memperingatkan seseorang yang tidak mau bertawakal kepada Allah atas takdirnya, menjauhi seseorang dari menggunjing, memelihara rumah dan badan agar tetap bersih, memperluas wawasan dengan membaca dan belajar, berbicara dengan sopan, mengingatkan orang tentang akhirat, merawat orang sakit, menunjukkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada yang lebih tua, mencari nafkah dengan cara yang halal sehingga hasilnya dapat digunakan untuk kemanfaatan orang lain, mencegah kejahatan dengan kebaikan dan kesabaran, semua itu merupakan amal saleh jika dilakukan untuk mencari keridhaan Allah. Orang-orang yang menginginkan agar kesalahannya diampuni dan diganti dengan kebaikan di akhirat, hendaknya selalu melakukan perbuatan yang sangat diridhai Allah. Untuk tujuan itu, hendaknya kita selalu ingat perhitungan pada Hari Pengadilan. Tentunya menjadi jelas bagaimanakah seseorang seharusnya berbuat, misalnya jika ia diletakkan di depan api neraka, kemudian kepadanya diperlihatkan perbuatan-perbuatan buruknya yang telah ia kerjakan semasa hidupnya, kemudian diingatkan bahwa ia seharusnya berbuat benar agar diampuni. Seseorang yang melihat api neraka, yang mendengar keputusasaan, penyesalan, dan keluh kesah para penghuni neraka yang mengalami siksaan yang pedih, dan yang menyaksikan siksa neraka dengan matanya, tentu saja akan melakukan perbuatan yang sangat diridhai Allah dan akan berusaha dengan sekuat tenaganya. Orang ini akan mengerjakan shalat tepat pada waktunya, melakukan amal saleh, tidak akan pernah lalai, tidak pernah berani melakukan perbuatan yang kurang diridhai Allah, jika ia mengetahui bahwa ada perbuatan lainnya yang lebih diridhai-Nya. Karena neraka yang ada di sisinya akan selalu mengingatkannya tentang kehidupan yang kekal abadi dan siksaan Allah. Ia akan segera melakukan apa yang diperintahkan oleh hati nuraninya. Ia akan berhati-hati dalam menjaga shalatnya. Sehingga, dalam kehidupan di dunia ini, perbuatan buruk bagi orang-orang yang melakukan amal saleh, takut kepada Allah dan hari pengadilan, bagaikan orang yang melihat neraka lalu dikembalikan ke dunia, atau bagaikan mereka selalu melihat api neraka di sisinya sehingga ia segera melakukan kebaikan. Orang-orang yang beriman ini merasa yakin tentang akhirat dan mereka sangat takut dengan azab Allah dan berusaha menjauhinya.

 

Sumber: Harun Yahya dalam buku BEBERAPA RAHASIA AL-QUR’AN

2009-08-28

Tujuan Membelanjakan Harta Di Jalan ALLAH  

Salah satu amal ibadah yang terpenting yang dapat membersihkan kotoran kebendaan dan keruhanian, dan sebagai latihan bagi ruhani sehingga seseorang dapat mencapai derajat akhlak yang tinggi sehingga Allah akan ridha kepadanya adalah membelanjakan harta di jalan Allah. Allah telah berfirman kepada Nabi saw. agar mengambil zakat dari harta benda orang-orang beriman untuk membersihkan dan menyucikan harta tersebut.

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka." (Q.s. at-Taubah: 103).

Meskipun demikian, perbuatan membelanjakan harta yang dapat membersihkan dan menyucikan orang-orang adalah jika dilakukan berdasarkan ketentuan yang telah disebutkan dalam al-Qur'an. Orang-orang beranggapan bahwa mereka telah menunaikan tugas mereka ketika mereka memberikan sejumlah uang yang sangat sedikit yang diberikan kepada pengemis, memberikan pakaian bekas kepada orang miskin, atau memberi makan kepada orang yang lapar. Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan-perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang akan memperoleh pahala dari Allah jika niatnya untuk mencari ridha Allah. Namun sesungguhnya ada batas-batas yang telah ditentukan dalam al-Qur'an. Misalnya, Allah memerintahkan manusia agar menginfakkan apa saja yang melebihi keperluannya:

"Mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, 'Yang lebih dari keperluan.' Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir." (Q.s. al-Baqarah: 219).

Manusia hanya memerlukan sedikit saja untuk memenuhi keperluan hidupnya di dunia. Harta benda yang di luar keperluan seseorang adalah harta yang berlebih. Yang terpenting bukan jumlah yang diberikan, tetapi apakah ia memberikannya dengan ikhlas atau tidak. Allah mengetahui segala sesuatu dan Dia telah memberi hati nurani kepada manusia untuk menetapkan hal-hal yang sesungguhnya tidak diperlukan. Menginfakkan harta benda merupakan bentuk ibadah yang mudah bagi orang-orang yang tidak dihinggapi ketamakan terhadap dunia dan yang tidak mengejar dunia, tetapi merindukan akhirat. Allah telah memerintahkan kita untuk menginfakkan sebagian dari harta kita untuk menjauhkan cinta dunia. Menginfakkan harta benda merupakan sarana untuk membersihkan diri dari sifat tamak. Tidak diragukan lagi bahwa bentuk ibadah ini sangat penting bagi orang-orang yang beriman dalam kaitannya dengan perhitungan di akhirat. Rasulullah saw. juga bersabda bahwa orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah akan dirahmati Allah:

"Dua manusia akan dirahmati: Yang pertama adalah orang yang diberi oleh Allah al-Qur'an dan ia hidup berdasarkan al-Qur'an itu. Ia menganggap halal apa saja yang dihalalkan, dan menganggap haram apa saja yang diharamkan. Yang lain adalah orang yang diberi harta oleh Allah, dan harta itu dibelanjakannya kepada sanak keluarga dan dibelanjakan di jalan Allah.

" Manusia Harus Memberikan Apa yang Ia Cintai kepada Orang Miskin

Orang sering kali cenderung memberikan sesuatu jika sesuatu yang diberikan itu tidak merugikan kepentingannya. Misalnya, ketika seseorang memberikan harta bendanya kepada orang miskin, sering kali ia memberikan sesuatu yang tidak lagi diperlukannya dan tidak disukainya, sudah ketinggalan mode, atau tidak layak pakai. Tampaknya orang merasa berat untuk memberikan harta benda yang dicintainya, padahal sesungguhnya kedermawanan seperti ini sangat penting untuk membersihkan diri dan agar mencintai amal kebajikan. Ini merupakan rahasia penting yang diungkapkan Allah kepada umat manusia. Allah telah menyatakan bahwa tidak ada cara lain untuk mencapai kebajikan bagi manusia kecuali melalui:

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan sebelum kamu menafkahkan sebagian dari harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (Q.s. Ali Imran: 92).

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Q.s. al-Baqarah: 267).

" Membelanjakan Harta di Jalan Allah sebagai Sarana Agar Dekat Dengan-Nya

Bagi orang yang beriman, tidak ada sesuatu pun yang lebih dirindukan daripada memperoleh keridhaan Allah dan dicintai oleh-Nya. Orang yang beriman berusaha mencari asbab untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam hidupnya. Tentang hal ini, Allah menyatakan sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (Q.s. al-Ma'idah: 35).

Sebagai sebuah rahasia dan berita gembira bagi orang-orang beriman, Allah mengungkapkan dalam al-Qur'an bahwa apa yang dibelanjakan akan menjadi asbab untuk mencapai kedekatan dengan-Nya. Dengan demikian bagi orang yang beriman, memberikan apa yang ia cintai dan yang melebihi keperluannya kepada orang-orang miskin tidaklah sulit, tetapi merupakan kesempatan berharga untuk membuktikan bahwa ia adalah orang yang taat dan cinta kepada Allah. Tentang hal ini Allah menyatakan sebagai berikut:

"Dan diantara orang-orang Arab Badui ada orang yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat, dan memandang apa yang dinafkahkannya itu sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri. Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.s. at-Taubah: 99).

" Apa Saja yang Dinafkahkan di Jalan Allah akan Memperoleh Balasan yang Baik

Rahasia lain yang diungkapkan tentang membelanjakan harta seseorang di jalan Allah menurut al-Qur'an adalah, bahwa apa saja yang dinafkahkannya itu pasti akan memperoleh balasan. Ini merupakan janji Allah. Orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah tanpa takut akan menjadi miskin, akan memperoleh rahmat yang menakjubkan dalam kehidupan mereka. Apa saja yang dibelanjakan di jalan Allah akan diganjar sepenuhnya. Sebagian ayat yang menceritakan janji tersebut adalah sebagai berikut:

"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, maka pahalanya itu untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya." (Q.s. al-Baqarah: 272).

"Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya." (Q.s. al-Anfal: 60).

"Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.' Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (Q.s. Saba': 39).

Orang-orang yang beriman hanya mengharapkan keridhaan Allah dan surga ketika mereka memberikan harta mereka; tetapi sebagai rahasia yang diungkapkan oleh Allah, apa saja yang mereka nafkahkan akan dikembalikan lagi kepada mereka. Pengembalian ini merupakan rahmat di dunia, dan di atas segalanya, Allah menyediakan surga bagi orang-orang yang beriman. Dalam pada itu, berkebalikan dengan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, Allah akan mengurangi rezeki orang-orang yang bakhil dalam menafkahkan kekayaan mereka, atau orang yang suka mengumpulkan kekayaan yang lebih banyak dan mengabaikan batasan-batasan Allah. Salah satu ayat yang berkaitan dengan masalah ini menceritakan tentang keadaan orang-orang yang memakan riba:

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (Q.s. al-Baqarah: 276).

Allah memberitahukan tentang keberuntungan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang memberikan harta mereka sebagai berikut:

"Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui." (Q.s. al-Baqarah: 261).

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakitinya, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." (Q.s. al-Baqarah: 265).

Dalam setiap ayat tersebut terdapat rahasia yang diungkapkan Allah kepada orang-orang yang beriman dalam al-Qur'an. Orang-orang yang beriman memberikan harta benda mereka hanya untuk mencari keridhaan dan rahmat Allah dan surga-Nya. Namun, menyadari tentang rahasia-rahasia yang diungkapkan dalam al-Qur'an, mereka juga mengharapkan rahmat dan karunia Allah. Semakin banyak mereka memberikan hartanya di jalan Allah, dan semakin mereka memperhatikan apa yang diharamkan dan yang dihalalkan, Allah akan semakin menambah kekayaan mereka, tugas-tugas mereka dijadikan mudah, dan Allah memberikan kesempatan yang semakin banyak untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah. Setiap orang beriman yang bertakwa kepada Allah dan dalam hatinya tidak ada kekhawatiran terhadap masa depan, ia akan memahami rahasia ini dalam kehidupannya.

 

 

Sumber: Harun Yahya dalam buku BEBERAPA RAHASIA AL-QUR’AN

2009-08-26

Mengenai Masalah Perdagangan Bebas  

 


Pidato umum yang diucapkan oleh Karl Marx di depan Asosiasi Demokratik kota Brussel, 9 Januari 1848

 


Tuan-tuan,

Pencabutan Undang-undang Gandum di Inggris merupakan kemenangan terbesar dari perdagangan bebas di abad ke sembilan-belas. Di setiap negeri di mana kaum manufaktur berbicara tentang perdagangan bebas, yang terutama ada dalam pikiran mereka ialah perdagangan bebas gandum dan bahan-bahan mentah pada umumnya. Mengenakan bea-bea masuk yang bersifat protektif atas gandum asing adalah sangat tak-terpuji, itu berarti berspekulasi atas kelaparan rakyat banyak.

Makanan murah, upah-upah yang tinggi, inilah tujuan tunggal yang untuknya para pedagang-bebas Inggris telah menghabiskan berjuta-juta, dan antusiasme mereka sudah menyebar pada saudara-saudara mereka di wilayah Kontinen. Berbicara secara umum, mereka yang berpihak pada perdagangan bebas menghasratkan itu untuk meningkatkan kondisi klas pekerja.

Namun, sungguh aneh, rakyat banyak yang dengan segala cara diusahakan mendapatkan makanan murah adalah sangat tidak berterima-kasih. Makanan murah sama dipandang hina di Inggris seperti halnya pemerintah murah di Perancis. Rakyat melihat pada tuan-tuan yang mengorbankan-diri ini, pada Bowring, Bright & Co., musuh-musuh mereka yang terburuk dan kaum munafik yang paling tidak tahu malu.

Setiap orang mengetahui bahwa di Inggris pergulatan antara kaum Liberal dan kaum Demokrat berlangsung atas nama perjuangan antara kaum Pedagang-bebas dan kaum Chartis.

Mari kita melihat bagaimana para pedagang-bebas Inggris telah membuktikan pada rakyat semua niat baik yang mendorong mereka.

Inilah yang mereka katakan pada kaum buruh pabrik:

"Bea masuk yang dikenakan atas gandum adalah suatu pajak atas upah-upah; pajak ini anda bayarkan pada para tuan-tanah, kaum aristokrat zaman pertengahan itu; jika posisi anda adalah posisi yang sangat terpuruk, itu disebabkan oleh mahalnya kebutuhan-kebutuhan kehidupan yang paling langsung."

Kaum buruh, pada gilirannya, bertanya pada kaum manufaktur itu:

"Bagaimana terjadinya, bahwa dalam proses tiga-puluh tahun terakhir, selagi industri kita mengalami perkembangan terbesar, upah-upah kami telah jatuh jauh lebih cepat, dalam proporsinya, ketimbang harga gandum yang naik itu?

"Pajak yang menurut kalian kami bayarkan pada kaum tuan-tanah adalah kurang-lebih tiga pence seminggu per pekerja. Namun begitu upah-upah kaum perajut tangan telah jatuh, antara 1815 dan 1843, dari 28 shilling per minggu menjadi 5 shilling, dan upah-upah para perajut dengan alat mesin, antara l1823 dan 1843, telah jatuh dari 20 shilling seminggu menjadi 8 shilling.

"Dalam selama seluruh periode ini, porsi pajak yang kami bayar pada tuan-tanah tidak pernah melampaui tiga pence. Dan, kemudian, di tahun 1843, ketika roti sangat murah harganya dan bisnis berjalan dengan sangat baiknya, apakah yang kalian katakan pada kami? Kalian mengatakan, Jika kalian tidak mujur, itu adalah karena kalian mempunyai terlalu banyak anak, dan perkawinan-perkawinan kalian adalah lebih produktif daripada kerja kalian!

"Inilah kata-kata kalian yang diucapkan pada kami, dan kalian mulai membuat Undang-undang Kemiskinan baru, dan membangun pabrik-pabrik, (benteng-benteng) Bastille kaum proletariat itu."

Menjawab ini kaum manufaktur mengatakan:

"Kalian benar, kaum pekerja yang terhormat; tidak hanya harga gandum saja, tetapi persaingan di antara para pekerja sendiri juga, yang menentukan upah-upah.

Tetapi renungkanlah satu hal, yaitu, bahwa tanah kita terdiri hanya atas batu karang dan medan-medan pasir. Tentunya kalian tidak membayangkan bahwa gandum dapat tumbuh dalam pot-pot kembang. Maka itu, jika gantinya memesta-riakan modal kita dan kerja kita atas tanah yang sepenuhnya steril, kita harus melepaskan agrikultur, dan mengabdikan diri kita secara khusus pada industri, maka seluruh Eropa akan meninggalkan pabrik-pabriknya, dan Inggris akan membentuk suatu kota pabrik raksasa, dengan seluruh sisa Eropa sebagai pedesaannya."

Sementara secara demikian itu mengusik para pekerjanya sendiri, sang manufaktur diinterogasi oleh sang pedagang kecil, yang berkata:

"Jika kita mencabut Undang-undang Gandum, kita memang akan menghancurkan agrikultur; tetapi walaupun begitu, kita tidak akan memaksa bangsa-bangsa lain agar mereka melepaskan pabrik-pabrik mereka sendiri dan membeli dari pabrik-pabrik kita.

Apakah dan bagaimanakah akan konsekuensinya? Saya akan kehilangan pelanggan-pelanggan yang kupunyai sekarang di pedesaan, dan perdagangan rumahan akan kehilangan pasarnya."

Si Manufaktur, sambil membalikkan badan dan membelakangi kaum pekerja, menjawab sang pemilik toko:

"Oh, mengenai hal itu, serahkan saja hal itu pada kami! Begitu bea masuk atas gandum itu hapus, kita akan mengimpor gandum yang lebih murah dari luar negeri. Kemudian akan kita turunkan upah-upah pada saat bertepatan upah-upah itu naik di negeri-negeri dari mana kita mendapatkan gandum kita.

"Dengan demikian, sabagai tambahan keuntungan yang sudah kita nikmati, kita juga akan mendapatkannya dari upah-upah yang lebih rendah dan, dengan semua keuntungan ini, kita akan dengan mudah memaksa Daratan (Eropa) untuk membeli dari kita."

Tetapi kini para pengusaha pertanian dan kaum pekerja agrikultur bergabung di dalam diskusi itu.

"Dan, mohon diterangkan, apakah yang akan jadinya kita-kita ini?

"Akankah kita menjatuhkan suatu hukuman mati pada agrikultur, dari mana kita mendapat nafkah kita? Mestikah kita memperkenankan tanah direnggut dari bawah kaki kita?"

Sebagai keseluruhan jawabannya, Lembaga Undang-undang Anti-Gandum telah mencukupkan diri dengan menawarkan hadiah-hadiah bagi tiga essai terbaik mengenai pengaruh sehat pencabutan Undang-undang Gandum itu atas agrikultur Inggris.

Hadiah-hadiah ini telah digondol oleh Tuan-tuan Hope, Morse dan Greg, yang esai-essainya didistribusikan dalam jumlah ribuan copy di seluruh pedesaan.

Yang pertama dari para pemenang hadiah itu mencurahkan dirinya pada pembuktian bahwa petani pesewa tanah maupun pekerja agrikultur tidak akan kehilangan apa-apa dengan pengimporan gandum luar negeri secara bebas, dan bahwa yang rugi itu hanyalah si tuan-tanah. "Petani pesewa-tanah Inggris," demikian ia berkata,

"tidak perlu takut pada pencabutan Undang-undang Gandum, karena tidak ada negeri lain yang dapat mrmproduksi gandum yang sebagus dan semurah Inggris.

"Demikianlah, bahkan apabila harga gandum jatuh, itu tidak akan merugikan anda, karena kejauhan harga ini hanya akan mempengaruhi sewa, yang akan turun, dan sama sekali bukanlah laba industrial dan upah-upah, yang akan tetap tidak berubah."

Pemenang-hadiah kedua, tuan Morse, sebaliknya mempertahankan, bahwa harga gandum akan naik sebagai akibat dari pencabutan Undang-undang Gandum itu. Ia berusaha dengan susah-payah untuk membuktikan bahwa bea-bea masuk yang bersifat protektif tidak pernah mampu menjamin suatu harga yang menguntungkan bagi gandum.

Dan menunjang pernyataannya ia mengutip kenyataan bahwa, pabila gandum asing telah diimpor, harga gandum di Inggris naik secara sangat berarti, dan apabila cuma sedikit gandum yang diimpor, maka harga gandum sangat jatuh. Sang pemenang hadiah ini lupa bahwa pengimporan bukanlah sebab dari harga yang tinggi itu, tetapi bahwa harga yang tinggi itulah sebab dari pengimporan.

Dan dalam pertentangan langsung dengan sesama pemenang-hadiah itu, ia menyatakan bahwa setiap kenaikan harga gandum adalah menguntungkan bagi petani pesewa tanah maupun pekerja pertanian, tetapi tidak menguntungkan bagi tuan-tanah.

Pemenang-hadiah yang ketiga, Tuan Greg, yang adalah seorang manufaktur besar dan yang pekerjaannya tertuju pada petani-petani pesewa tanah besar, tidak tahan terhadap ketololan-ketololan seperti itu. Bahasanya lebih ilmiah.

Ia mengakui bahwa Undang-undang Gandum dapat menaikkan sewa hanya dengan menaikkan harga gandum, dan bahwa mereka dapat menaikkan harga gandum hanyalah dengan memaksa penerapan modal pada tanah yang kualitasnya rendah, dan ini dapat dijelaskan dengan sederhana sekali.

Dalam proporsi pertambahan penduduk, jika gandum luar negeri tidak dapat diimpor, maka tanah yang kurang subur mesti dipakai, yang pembudi-dayaannya menyangkut biaya lebih besar dan produk tanah ini karenanya menjadi lebih mahal.

Karena terdapat penjualan gandum secara paksa, maka harganya dengan sendirinya akan ditentukan oleh harga produk dari tanah yang paling mahal. Beda antara harga ini dan biaya produksi di tanah yang berkualitas lebih baik membentuk sewa itu.

Jika, oleh karenanya, sebagai hasil pencabutan Undang-undang Gandum, harga gandum dan sebagai konsekuensinya sewa itu jatuh, itu adalah karena tanah yang kualitasnya rendah tidak akan dibudi-dayakan lagi. Demikianlah, reduksi sewa mau-tidak-mau mesti menghancurkan sebagian kaum petani pesewa tanah.

Catatan-catatan ini diperlukan agar supaya menjadikan bahasa tuan Greg itu dapat dimengerti.

"Para pengusaha pertanian kecil," demikian tuan Greg berkata,

"yang tidak dapat menghidupi diri dengan agrikultur akan mendapatkan suatu sumber dari industri. Sedang bagi para pengusaha pertanian pesewa tanah, mereka itu tidak akan gagal mendapatkan laba. Sebab, para tuan-tanah akan terpaksa menjual tanah kepada mereka dengan harga sangat murah, atau menyewakannya pada mereka untuk jangka-waktu sangat panjang. Ini akan memungkinan para petani pesewa tanah itu menanamkan jumlah-jumlah besar modal atas tanah itu, untuk menggunakan mesin-mesin pertanian dalam skala lebih besar, dan menghemat kerja manual yang akan, lagi pula, menjadi lebih murah, disebabkan oleh kejatuhan umum dari upah-upah, yaitu akibat langsung dari pencabutan Undang-undang Gandum itu."

Dr. Bowring memberkati semua argumentasi ini dengan persucian agama, dengan berseru pada suatu rapat umum, "Jesus Kristus adalah Perdagangan Bebas, dan Perdagangan Bebas adalah Jesus Kristus."

Orang dapat mengerti bahwa semua kemunafikan ini tidak diperhitungkan untuk menjadikan roti murah menarik bagi kaum buruh.

Kecuali itu, bagaimana kaum pekerja dapat memahami filantropi tiba-tiba dari kaum manufaktur itu, orang-orang yang justru masih sibuk bertempur melawan Undang-undang Sepuluh Jam Kerja, yang adalah untuk mengurangi hari kerja kaum pekerja pabrik dari duabelas jam menjadi sepuluh jam?

Sebagai gambaran akan ide filantropi kaum manufaktur ini, tuan-tuan, saya ingin mengingatkan kalian, pada peraturan-peraturan pabrik yang berlaku di semua pabrik (penggilingan).

Setiap pengusaha manufaktur bagi kepentingannya sendiri menggunakan suatu kode pidana tertentu di mana denda-denda ditetapkan untuk setiap pelanggaran dengan sengaja atau yang tidak di sengaja. Misalnya, pekerja membayar sekian jika ia terkena sial dan duduk di atas sebuah kursi; jika ia berbisik, atau berbicara, atau ketawa; jika ia tiba di pabrik beberapa menit terlambat; jika suatu bagian dari mesin rusak, atau jika ia tidak menghasilkan pekerjaan dari kualitas yang diminta, dsb., dsb. Denda-denda itu selalu lebih besar daripada kerusakan yang sesunggunya dibuat oleh pekerja itu. Dan untuk memberikan setiap kesempatan pada pekerja itu untuk dikenai denda, jam pabrik disetel lebih dini, dan pada pekerja diberikan bahan mentah yang buruk untuk diolah menjadi barang-barang jadi yang baik. Seorang mandor bisa dipecat karena tidak cukup trampil dalam memperbanyak kasus-kasus pelanggaran peraturan.

Anda lihatlah, tuan-tuan, perundang-undangan swasta ini diberlakukan dengan tujuan istimewa untuk menciptakan pelanggaran-pelanggaran seperti itu, dan pelanggaran-pelanggaran itu dibuat dengan maksud menciptakan uang. Demikianlah kaum manufaktur itu menggunakan segala cara untuk mengurangi upah nominal, dan bahkan menarik keuntungan dari kecelakaan-kecelakaan yang berada di luar kendali kaum buruh.

Para pengusaha manufaktur ini adalah para filantropis; yang telah berusaha membuat kaum buruh percaya bahwa mereka mampu mengikhtiarkan segalanya demi untuk meningkatkan nasib mereka. Demikian, di satu pihak, mereka menggerogoti upah-upah kaum buruh dengan cara-cara yang licik, dengan mengadali peraturan-peraturan pabrik dan, di lain pihak, mereka melakukan pengorbanan-pengorbanan besar untuk menaikkan upah-upah itu dengan jalan Lembaga Anti Undang-undang Gandum.

Mereka membangun istana-istana besar dengan mengeluarkan biaya-biaya luar-biasa besarnya, dan Lembaga itu dengan cara-cara tertentu menjadikan istana-istana itu tempat huniannya; mereka mengirimkan sepasukan misionaris ke segala penjuru Inggris untuk mengkhotbahkan perdagangan bebas; mereka telah mencetak dan menyebarkan secara Cuma-Cuma ribuan pamflet untuk mencerahkan kaum buruh akan kepentingan-kepentingannya sendiri, mereka menghabiskan jumlah-jumlah dana luar-biasa besarnya untuk membikin pers menguntungkan kepentingan mereka; mereka mengorganisasi sebuah sistem yang luar-biasa luasnya untuk melaksanakan gerakan perdagangan bebas itu, dan mereka memperagakan seluruh kekayaan kefasihan mereka di rapat-rapat umum. Adalah pada salah satu rapat-rapat itu seorang pekerja meneriakkan:

"Andaikata para tuan-tanah menjual tulang-tulang kami, adalah kalian: kaum pengusaha manufaktur akan yang paling pertama menjadi pembelinya untuk memasukkannya dalam penggilingan-uap dan menjadikan tulang-tulang itu tepung."

Kaum buruh telah sangat memahami arti-penting perjuangan antara para tuang-tanah dan kaum kapitalis industrial. Mereka sangat mengetahui bahwa harga roti mesti diturunkan agar upah-upah diturunkan, dan bahwa laba industrial akan naik setaraf dengan jatuhnya sewa.

Ricardo, murid para pedagang-bebas Inggris, ahli ekonomi paling terkemuka negeri kita, sepenuhnya setuju dengan kaum buruh dalam satu hal ini. Dalam bukunya yang termashur mengenai ekonomi politik, ia mengatakan:

"Apabila sebagai gantinya kita menanam gandum kita sendiri…… kita menemukan suatu pasaran baru dari mana kita dapat mensuplai diri kita…. dengan harga yang lebih murah, maka upah-upah akan turun dan laba akan naik. Jatuhnya harga produksi agrikultur menurunkan upah-upah, tidak saja dari buruh yang dipekerjakan dalam pembudi-dayaan tanah, tetapi juga dari semua yang dipekerjakan dalam perdagangan atau manufaktur."

Dan janganlah percaya, tuan-tuan, bahwa adalah soal ketak-acuhan kaum buruh apakah ia hanya menerima empat franc karena harga gandum lebih murah, sedangkan sebelumnya ia menerima lima franc.

Tidakkah upah-upah telah selalu jatuh jika dibandingkan dengan laba, dan tidakkah jelas bahwa kedudukan sosialnya telah menjadi semakin buruk jika dibandingkan dengan kedudukan si kapitalis? Dan kecuali itu, ia sesungguhnya kehilangan jauh lebih banyak lagi.

Selama harga gandum lebih tinggi dan upah-upah juga lebih tinggi, suatu penghematan dalam konsumsi roti cukuplah untuk memberikan padanya kesenangan-kesenangan lainnya. Tetapi seketika roti itu sangat murah, dan upah-upah karenanya sangat murah, ia nyaris bisa tidak menghemat apapun atas roti ini untuk membeli barang-barang lain.

Kaum buruh Inggris telah membuat kaum pedagang-bebas Inggris menyadari bahwa mereka bukan korban dari ilusi-ilusi atau kebohongan-kebohongan mereka; dan apabila, sekalipun demikian, kaum buruh berjuang bersama mereka terhadap kaum tuan-tanah, itu adalah dengan maksud menghancurkan sisa-sisa terakhir feodalisme dan agar tersisa satu musuh saja untuk dihadapi. Kaum buruh tidak salah-perhitungan, karena kaum tuan-tanah, demi membalas-dendam terhadap para pengusaha manufaktur itu, telah berjuang bersama dengan kaum buruh untuk menggoalkan Undang-undang Sepuluh (Jam Kerja), yang oleh yang tersebut belakangan ini telah gagal dituntut selama tigapuluh tahun, dan yang disahkan seketika sesudah pencabutan Undang-undang Gandum.

Ketika Dr. Bowring pada Kongres Para Ahli Ekonomi, mengeluarkan sebuah daftar panjang dari sakunya untuk menunjukkan betapa banyak ternak, berapa banyak ham, daging, unggas dsb. telah diimpor oleh Inggris, untuk dikonsumsi-sebagaimana ia tegaskan-oleh kaum buruh, sungguh malang sekali ia lupa mengatakan bahwa pada waktu itu kaum buruh Manchester dan kota-kota industri lainnya sedang mendapatkan diri mereka terlempar ke atas jalanan-jalanan oleh krisis yang sedang mulai.

Sebagai hal azasi dalam ekonomi politik, angka-angka satu tahun saja tidak pernah dipakai sebagai dasar untuk merumuskan hukum-hukum umum. Orang mesti senantiasa mengambil kurun-waktu rata-rata dari enam hingga tujuh tahun-suatu kurun waktu yang dilalui industri modern untuk berbagai tahapan kemakmuran, kelebihan-produksi, stagnasi, krisis, dan lengkap menjalani daurnya yang tidak dapat dihindari.

Jelaslah, apabila harga dari semua barang-dagangan jatuh-dan ini adalah akibat yang tidak terhindari dari perdagangan bebas-saya dapat membeli jauh lebih banyak untuk satu franc daripada sebelumnya. Dan uang franc-nya seorang buruh adalah sama baiknya seperti orang lain yang manapun. Karenanya, perdagangan bebas akan sangat menguntungkan bagi pekerja itu. Dalam hal ini hanya ada suatu perbedaan kecil, yaitu, bahwa si pekerja, sebelum menukarkan uang franc-nya dengan barang-barang dagangan lainnya, ia lebih dulu menukarkan kerjanya dengan si kapitalis. Jika dalam pertukaran ini ia selalu menerima franc tersebut untuk kerja yang sama dan harga dari semua barang-dagangan jatuh, maka ia selalu menjadi yang diuntungkan oleh pertukaran seperti itu. Kesulitannya tidaklah terletak pada pembuktian bahwa, jika harga dari semua barang-dagangan jatuh, akan didapatkan lebih banyak barang-dagangan untuk (jumlah) uang yang sama itu.

Para ahli ekonomi selalu berpegang pada harga kerja pada saat itu dipertukarkan dengan barang-barang dagangan lain. Mereka sama sekali mengabaikan saat di mana kerja melaksanakan pertukarannya sendiri dengan modal.

Manakala lebih sedikit pengeluaran (pembiayaan) diperlukan untuk menggerakkan mesin yang memproduksi barang-barang dagangan, maka hal-hal yang diperlukan bagi pemeliharaan mesin ini, yang disebut buruh itu, akan juga lebih kecil ongkosnya. Jika semua barang-dagangan lebih murah, maka kerja, yang adalah juga barang-dagangan, akan jatuh pula harganya, dan, sebagaimana kemudian akan kita lihat, barang-dagangan ini, kerja, akan jatuh secara proporsional jauh lebih rendah daripada barang-barang dagangan lainnya. Jika si buruh masih memancangkan kepercayaannya pada argumen-argumen para ahli ekonomi, ia akan mendapatkan bahwa (uang) franc itu telah lumer dalam sakunya, dan bahwa yang tersisa cuma lima sous.

Mengenai hal itu para ahli ekonomi akan mengatakan:

"Baiklah, kami mengakui bahwa persaingan di antara kaum buruh, yang jelas tidak surut dengan adanya perdagangan bebas, akan segera menyerasikan upah-upah dengan rendahnya harga-harga barang-barang dagangan. Tetapi, di lain pihak, rendahnya harga-harga barang-barang dagangan akan meningkatkan konsumsi, dan semakin besarnya konsumsi akan memerlukan peningkatan produksi, yang akan disusul dengan lebih besarnya permintaan akan tenaga, dan lebih besarnya permintaan akan tenaga kerja akan disusul oleh suatu kenaikan upah-upah."

Seluruh jalannya argumentasi berarti yang berikut ini: Perdagangan bebas meningkatkan tenaga-tenaga produktif. Jika industri terus bertumbuh, jika kekayaan, jika kekuatan produktif, jika-singkatnya-modal produktif meningkat, permintaan akan tenaga kerja, harga tenaga kerja, dan sebagai konsekuensinya tingkat upah-upah, naik juga.

Kondisi paling menguntungkan bagi kaum buruh adalah pertumbuhan modal. Ini mesti diakui. Jika modal tetap saja (tidak bergerak/stasioner), maka industri tidak hanya tetap saja (tidak bergerak) tetapi akan merosot, dan dalam kasus ini si buruh akan yang pertama menjadi korban. Ia akan menghadapi dinding sebelum si kapitalis. Dan dalam hal modal terus bertumbuh, dalam keadaan-keadaan yang kita katakan yang terbaik bagi si buruh, apakah yang menjadi nasibnya? Ia akan tetap menubruk dinding itu juga. Pertumbuhan modal produktif berarti akumulasi dan konsentrasi modal. Sentralisasi modal melibatkan suatu pembagian kerja yang lebih besar dan penggunaan mesin secara lebih luas. Lebih besarnya pembagian kerja terutama menghancurkan ketrampilan si pekerja; dan dengan menggantikan pekerjaan trampil ini dengan pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh siapapun, maka akan ditingkatkanlah persaingan di antara kaum buruh.

Persaingan ini menjadi semakin sengit karena pembagian kerja memungkinkan seorang pekerja tunggal melakukan pekerjaan tiga orang. Mesin menghasilkan hal serupa dalam skala jauh lebih besar. Pertumbuhan modal produktif yang memaksa kaum kapitalis industri bekerja dengan alat-alat yang terus-menerus meningkat, menghancurkan para industrialis kecil dan menghempaskan mereka menjadi proletariat. Kemudian, jatuhnya tingkat bunga dalam proporsi berakumulasinya modal, para rentenir kecil yang tidak dapat lagi hidup dari dividen-dividen mereka, terpaksa memasuki industri dan dengan demikian membengkakkan jumlah kaum proletar.

Demikianlah dengan bertumbuhnya modal produktif, persaingan di antara kaum buruh bertumbuh dalam proporsi yang jauh lebih besar. Anugrah kerja berkurang untuk semua pihak dan beban kerja meningkat bagi sementara pihak.

Pada tahun 1829 terdapat 1.088 pemintal kapas yang bekerja di 36 pabrik di Manchester. Pada tahun 1844 terdapat lebih dari 448 pabrik dan mereka mengerjakan 53.353 kumparan (buluh/gelondong) lebih banyak daripada yang dikerjakan 1.088 pemintal di tahun 1829. Jika pekerja manual telah meningkat dalam proporsi yang sama seperti tenaga produktif itu, maka jumlah pemintal mestinya telah mencapai angka 1.848 orang; kemajuan permesinan telah-oleh karenanya-merampas 1.100 pekerja dari pekerjaan.

Kita mengetahui sebelumnya jawaban para ahli ekonomi. Orang-orang yang dengan demikian terampas pekerjaan, demikian mereka berkata, akan mendapatkan jenis-jenis pekerjaan lainnya. Dr. Bowring mereproduksi argumen ini pada Kongres Para Ahli Ekonomi, tetapi ia juga mengemukakan penolakannya sendiri.

Pada tahun 1835 Dr. Bowring berpidato di Parlemen mengenai 50.000 penenun tangan kota London yang untuk waktu yang lama sekali menderita kelaparan karena tidak mendapatkan pekerjaan jenis baru yang diiming-imingkan para pedagang-bebas dari kejauhan.

Akan kita berikan di sini bagian-bagian pidato Dr. Bowring yang paling mencolok:

"Kecemasan para penenun ini ... adalah suatu kondisi yang tidak terelakkan dari jenis pekerjaan yang dapat dengan mudah dikuasai-dan terus-menerus diselangi dan digantikan oleh cara-cara produksi yang lebih murah. Suatu penghentian permintaan yang singkat, ketika persaingan akan pekerjaan itu begitu besarnya…. mengakibatkan suatu krisis. Para penenun tangan berada di pinggir keadaan di mana kehidupan manusia nyaris tidak dapat bertahan, dan suatu persoalan remeh-temeh saja menghempaskan mereka ke wilayah kelaparan ...

P"erbaikan-perbaikan permesinan,... dengan semakin digantikannya kerja manusia, tanpa bisa dicegah lagi membawa dengannya dalam peralihan itu banyak sekali penderitaan temporer.... Kebaikan nasional tidak dapat diperoleh kecuali dengan penyertaan keburukan individual. Tiada kemajuan pernah diciptakan di dalam manufaktur kecuali dengan biaya tertentu bagi mereka yang berada di urutan belakang; dan dari semua penemuan, mesin tenun adalah yang secara paling langsung membebani kondisi para penenun tangan. Ia sudah tergusur dari wilayah itu dalam banyak hal; ia secara tidak terelakkan akan dipaksa menyerah di banyak wilayah lainnya."

Lebih lanjut dikatakannya:

"Dalam tangan saya ada surat-menyurat yang berlangsung antara Gubernur Jendral India dan East-India Company, mengenai masalah para penenun tangan Dacca… Beberapa tahun berselang East -India Company per tahunnya menerima produk alat tenun India sebanyak 6 juta hingga 8 juta potong barang katun. Permintaan secara berangsur-angsur turun hingga 1 juta dan kini nyaris berhenti sama sekali. Pada tahun 1800, Amerika Serikat mengambil hyampir 800.000 potong katun dari India; dalam tahun 1830, tidak sampai 4.000. Dalanm tahun 1800, 1 juta potong dikapalkan ke Portugal; dalam tahun 1830, hanya 20.000. Sungguh mengerikan adalah laporan-laporan mengenai penderitaan para penenun miskin India, yang terpuruk hingga kelaparan total. Dan apakah yang menjadi sebabnya? Kehadiran manufaktur Inggris yang lebih murah… Jumlah besar dari mereka mati karena kelaparan, yang selebihnya, untuk sebagian besar, dipindahkan ke pekerjaan-pekerjaan lainnya, terutama ke agrikultural. Tidak berganti pekerjaan mereka berarti kelaparan yang pasti. Dan pada saat ini, ketika distrik Dacca disuplai dengan benang dan kain katun dari mesin-mesin tenun Inggris…. Kain muslin Dacca, yang termashur di seluruh dunia karena keindahan dan kehalusannya, juga dihancurkan karena sebab serupa. Dan penderitaan sekarang, bagi banyak klas di India, nyaris tidak terbandingi dalam sejarah perdagangan."

Pidato Dr. Bowring semakin besar artinya karena fakta yang disebutkannya itu adalah sangat eksak, dan kalimat-kalimat yang dipakainya untuk melunakkan (fakta itu) sepenuhnya dikarakterisasi oleh kemunafikan yang bersifat umum pada semua kutbah perdagangan bebas. Ia mengemukakan kaum buruh sebagai alat produksi yang mesti digantikan oleh alat-alat produksi yang lebih murah. Ia berlagak melihat dalam kerja yang dibicarakan itu suatu jenis kerja yang sepenuhnya merupakan pengecualian, dan dalam mesin yang telah menggusur para penenun itu sebuah mesin yang sama luar-biasanya. Ia lupa bahwa tidak ada jenis kerja manual yang pada setiap saat dapat mengalami nasib yang sama dari para penenun tangan.

"Sesungguhnya, menjadi tujuan dan kecenderungan yang terus-menerus setiap perbaikan dalam permesinan untuk sama sekali menggantikan kerja manusia, atau untuk mengurangi ongkosnya dengan menggantikan kerja kaum laki-laki dengan kerja kaum perempuan dan anak-anak; atau dari para tukang terlatih dengan kerja pekerja biasa. Di kebanyakan pabrik katun tenaga air atau penganyam, pemintalan seluruhnya dikerjakan oleh kaum perempuan dari usia enambelas tahun ke atas. Akibat penggantian keledai biasa dengan keledai yang bergerak-sendiri adalah untuk melepaskan bagian besar pemintal laki-laki dan untuk mempertahankan remaja dan anak-anak."

Kata-kata dari pedagang-bebas yang paling bersemangat, Dr. Ure ini, adalah untuk melengkapi pengakuan-pengakuan Dr. Bowring. Dr. Bowring berbicara tentang kebatilan-kebatilan individual tertentu, dan, bersamaan dengan itu, mengatakan bahwa kejahatan-kejahatan individual ini menghancurkan klas-klas secara menyeluruh; ia berbicara tentang penderitaan temporer selama periode peralihan, dan justru pada saat berbicara mengenai itui, ia tidak mengingkari bahwa kejahatan-kejahatan temporer ini bagi mayoritas berarti peralihan dari kehidupan pada kematian, dan bagi selebihnya orang berarti suatu peralihan dari keadaan yang lebih baik pada keadaan yang paling buruk. Jika ia menyatakan, selanjutnya, bahwa penderitaan kaum buruh ini tidak terpisahkan dari kemajuan industri, dan memang perlu bagi kemakmuran nasion, maka ia dengan seenaknya saja mengatakan bahwa kemakmuran klas borjuis mempersyaratkan penderitaan klas pekerja.

Segala hiburan yang ditawarkan Dr. Bowring pada kaum buruh yang mendapat celaka, dan sesungguhnyalah, seluruh doktrin mengenai kompensasi yang dikemukakan oleh para pedagang-bebas, adalah sebagai berikut:

Kalian, beribu-ribu kaum buruh yang sedang mendapat celaka, janganlah berputus-asa! Kalian dapat meninggal dengan hati-nurani yang bersih. Klas kalian tidak akan mendapat celaka. Ia akan selalu berjumlah cukup banyak bagi klas kapitalis untuk mencincang-cincangnya tanpa kemungkinan membasminya sampai habis. Kecuali itu, bagaimana modal dapat diterapkan secara menghasilkan jika ia tidak selalu menjaga pemeliharaan bahan yang dapat dieksploitasinya itu, yaitu kaum buruh, untuk mengeksploitasinya berulang kali?

Tetapi, kecuali itu, mengapa mengedepankan sebagai masalah yang masih harus dipecahkan: Pengaruh apakah yang dihadapi penerimaan perdagangan bebas itu atas kondisi kelas pekerja? Semua undang-undang yang dirumuskan oleh para ahli ekonomi politik dari Quesnay hingga Ricardo telah didasarkan atas hipostesis bahwa belenggu-belenggu yang masih mengganggu kebebasan perdagangan telah menghilang. Undang-undang ini telah dikonfirmasi secara proporsional dengan penerimaan perdagangan bebas. Yang pertama dari undang-undang ini ialah bahwa persaingan menurunkan harga setiap barang-dagangan ke ongkos produksi minimum.Dengan demikian maka upah-upah minimum adalah harga wajar dari kerja. Dan apakah upah-upah minimum itu? Ialah sebesar yang diperlukan bagi produksi barang-barang yang tidak bisa tidak ada bagi pemeliharaan kaum buruh, demi menempatkannya dalam suatu posisi untuk mempertahankan dirinya sendiri, betapapun buruknya, dan untuk mengembang-biakkan dirinya, betapapun terbatasnya.

Tetapi jangan membayangkan bahwa pekerja itu hanya menerima upah minimum ini, dan lebih-lebih lagi, bahwa ia selalu menerimanya.

Tidak, menurut hukum ini, klas pekerja kadang-kadang akan lebih mujur. Ia kadang-kala akan menerima sedikit di atas minimum itu, tetapi surplus ini hanya sekedar menutup defisit yang diterimanya di bawah minimum itu pada masa kemacetan industrial. Ini berarti, bahwa selama suatu waktu tertentu yang berlangsung secara berkala, di dalam daur yang dilalui industri sambil mengalami perubahan-perubahan dalam kesejahteraan, kelebihan produksi, stagnasi dan krisis, dengan memperhitungkan segala yang telah didapatkan oleh kelas pekjerja di atas dan di bawah kebutuhan-kebutuhan, kita akan melihat bahwa, dalam keseluruhannya ia tidak akan menerima lebih atau kurang daripada yang minimum itu: yaitu, klas pekerja bertahan diri sebagai suatu klas setelah menderitakan berapa saja kesengsaraan dan kemalangan, dan setelah meninggalkan banyak mayat di atas medan perang industrial. Lalu apa? Klas itu masih tetap eksis; bahkan lebih dari itu: ia telah meningkat jumlahnya.

Tetapi ini belum semuanya. Kemajuan industri menciptakan keperluan-keperluan hidup yang lebih murah. Demikianlah minuman-minuman keras telah menggantikan bir, katun menggantikan wol dan lenan, dan kentang menggantikan roti.

Demikianlah, dengan terus menerus ditemukannya cara-cara untuk memelihara kerja dengan makanan yang lebih murah dan menyedihkan, minimumnya upah-upah terus menerus berkurang. Jika upah-upah ini dimulai dengan membuat manusia bekerja untuk hidup, itu berakhir dengan membuatnya menjalani kehidupan sebuah mesin. Keberadaannya tidak mempunyai nilai telah daripada nilai sebuah tenaga produksi yang sederhana, dan si kapitalis memperlakukannya bersesuaian dengan itu.

Hukum kerja barang-dagangan ini, hukum upah-upah minimum, akan terus diperkuat dalam proporsi sebagaimana perkiraan kaum ahli ekonomi, perdagangan bebas, menjadi suatu kenyataan aktual. Demikianlah, dari dua hal itu: atau kita mesti menolak semua ekonomi politik yang didasarkan atas asumsi perdagangan bebas, atau kita mesti mengakui bahwa di bawah perdagangan bebas ini, seluruh keparahan hukum-hukum ekonomi akan jatuh ke atas bahu kaum pekerja.

Sebagai kesimpulan, apakah perdagangan bebas itu di bawah kondisi-kondisi masyarakat sekarang? Ia adalah kebebasan modal. Manakala penghalang-penghalang nasional yang masih membatasi kemajuan modal itu telah ditumbangkan, maka itu cuma berarti telah diberikan kebebasan penuh untuk beraksi. Selama hubungan kerja upahan dan modal dibiarkan eksis, tidaklah penting mengenai betapa menguntungkan kondisi-kondisi pertukaran barang-barang dagangan berlangsung, selalu akan ada suatu klas yang akan mengeksploitasi dan suatu klas yang akan dieksploitasi. Sungguh sulit dimengerti klaim para pedagang-bebas yang membayangkan bahwa semakin menguntungkannya penerapan modal akan menghapuskan antagonisme di antara para kapitalis industrial dan buruh upahan. Sebaliknya, satu-satunya hasil ialah bahwa antagonisme dari kedua klas ini akan menonjol dengan semakin jelasnya.

Marilah kita untuk sesaat lamanya berasumsi bahwa tidak ada lagi Undang-undang Gandum atau bea-bea masuk lokal atau nasional; kenyataannya bahwa semua keadaan aksidental yang dewasa ini dipandang oleh kaum buruh sebagai penyebab keadaannya yang menyedihkan itu telah sepenuhnya lenyap, dan anda akan menyingkirkan begitu banyak tirai yang telah menyembunyikan musuh-sesungguhnya dari penglihatan anda.

Ia akan melihat bahwa menjadi bebasnya modal tidak akan lebih mengurangi kenyataan dirinya sebagai budak ketimbang dari modal yang diganggu habis oleh bea-bea masuk.

Tuan-tuan! Jangan biarkan diri kalian dikecohkan oleh kata abstrak kebebasan itu. Kebebasan siapa? Itu bukan kebebasan dari seorang individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, tetapi adalah kebebasan modal untuk menggencet kaum buruh.

Buat apa menghasratkan diperkenankannya persaingan bebas dengan ide kebebasan ini, ketika kebebasan hanyalah produk dari suatu keadaan yang didasarkan pada persaingan bebas?

Kita telah menunjukkan jenis apakah yang telah diperoleh persaudaraan perdagangan bebas di antrara berbagai klas dari nasion yang satu dan sama itu. Persaudaraan yang akan ditegakkan oleh perdagangan bebas antara bangsa-bangsa di atas bumi ini akan nyaris lebih bersaudara. Menyebutkan eksploitasi kosmopolitan sebagai persaudaraan universal adalah suatu gagasan yang hanya mungkin dilahirkan dalam benak klas burjuasi. Semua gejala destruktif yang ditimbulkan oleh persaingan tanpa batas di suatu negeri telah direproduksi dalam proporsi-proporsi yang lebih meraksasa di pasar dunia. Kita tidak perlu membahas lebih lanjut mengenai sofisme perdagangan bebas perihal ini, yang nilainya cuma sederajat argumen-argumen para pemenang-hadiah kita: tuan-tuan Hope, Morse dan Greg.

Misalnya, kita diberitahu bahwa perdagangan bebas akan menciptakan suatu pembagian kerja internasional, dan dengan begitu memberikan produksi pada setiap negeri yang paling selaras dengan kelebihan-kelebihan alamnya

Mungkin kalian percaya, tuan-tuan, bahwa produksi kopi dan gula adalah takdir alami dari Hindia Barat.

Dua abad yang lalu, alam yang tidak merepotkan dirinya dengan perdagangan, tidak menanamkan tebu ataupun pohon-pohon kopi di sana.

Dan mungkin saja bahwa dalam waktu kurang dari setengah abad anda tidak akan menemui di sana kopi maupun gula, karena Hindia Timur, dengan cara produksi yang lebih murah, telah berhasil melawan yang dianggap takdir alami dari Hindia Barat. Dan Hindia Barat dengan kekayaan alamnya, sudah menrupakan suatu beban berat bagi Inggris seperti para penenum Dacca, yang juga ditakdirkan sejak awal zaman bertenun dengan tangan.

Satu hal yang jangan sampai dilupakan, yaitu, bahwa dengan menjadinya segala sesuatu suatu monopoli, dewasa ini terdapat juga beberapa cabang industri yang mendominasi semua industri lainnya, dan menjamin pada bangsa yang paling berhasil membudidayakannya, kekuasaan atas pasar dunia. Demikianlah dalam perdagangan internasional hanya kapas yang memiliki arti penting komersial yang jauh lebih besar daripada semua bahan mentah lainnya yang digunakan dalam manufaktur pakaian. Sungguh ganjil melihat para pedagang-bebas memberi penekanan pada beberapa pengistimewaan di setiap cabang industri, melemparkan itu ke dalam perimbangan terhadap produk-produk yang dipakai dalam konsumsi sehari-hari dan yang diproduksi secara paling murah di negeri-negeri di mana manufaktur telah berkembang paling maju.

Jika kaum pedagang-bebas tidak dapat mengerti bagaimana satu nasion dapat bertumbuh kaya sekali dengan merugikan nasion lain, kita tidak perlu heran, karena tuan-tuan yang sama ini pula yang juga menolak untuk memahami bagaimana di dalam satu negeri satu klas dapat memperkaya dirinya sendiri dengan merugikan klas lainnya.

Jangan berkhayal, tuan-tuan, bahwa dalam mengkritik perdagangan bebas kita sekurang-kurangnya beriktikad untuk membela sistem perlindungan/proteksi.

Orang boleh-boleh saja menyatakan dirinya sebagai musuh rejim konstitusional tanpa menyatakan dirinya seorang sahabat dari rejim lama.

Lagi pula, sistem proteksionis tidak lain dan tidak bukan hanyalah satu cara untuk menegakkan industri skala besar di suatu negeri tertentu, yaitu, membuatnya bergantung pada pasar dunia, dan dari saat ditegakkannya ketergantungan pada pasar dunia itu, sudah ada kurang-lebih suatu ketergantungan pada perdagangan bebas. Di samping itu, sistem proteksionis membantu pengembangan persaingan bebas di dalam suatu negeri. Karena itu kita melihat bahwa di negeri-negeri di mana kaum burjuasi mulai membuat dirinya dirasakan sebagai suatu klas, di Jerman misalnya, ia nelakukan usaha-usaha kuat untuk memperoleh bea-bea masuk protektif. Ini dipakai oleh burjuasi sebagai senjata-senjata melawan feodalisme dan pemerintahan absolut, sebagai alat untuk mengonsentrasikan kekuatan-kekuatannya sendiri dan bagi realisasi perdangan bebas di dalam negeri itu pula.

Tetapi, pada umumnya, sistem protekstif zaman sekarang adalah bersifat konservatif, sedangkan sistem perdagangan bebas adalah destruktif. Ia membongkar nasionalitas-nasionalitas lama dan mendorong antagonisme dari proletariat dan burjuasi pada titik paling ekstrem. Singkat kata, sistem perdagangan bebas mempercepat revolusi sosial

2009-08-24

MENGGUNAKAN KUBURAN SEBAGAI MASJID  

Oleh Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani


Ada beberapa hadist yang melarang mendirikan masjid diatas kuburan atau menguburkan mayit di dalam masjid serta larangan sholat di dalam masjid yang ada kuburnya:

  1. Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Rasulullah saw bersabda ketika dalam keadaan sakit dan sesudah itu tidak bangun lagi: "Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashara, karena mereka mengguna-kan kuburan nabi-nabi sebagai tempat shalat."
  2. Dari Abu Haurairah ra, ia berkata, "Rasulullah saw bersabda: "Allah memerangi orang-orang Yahudi, karena mereka menggunakan kuburan para nabi-Nya sebagai tempat sholat." (HR Al Bukhary, Muslim,Abu Awanah, Abu Dawud, Ahmad, Abu Ya'la dan Ibnu Asakir)
  3. Dari 'Aisyah dan Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah saw menjelang wafatnya, beliau menelung-kupkan ujung baju dari tenunan bulu ke wajah beliau. Beliau nampak sedih, lalu menyibak ujung baju dari wajah dan bersabda: "Laknat Allah atas orang-orang Yahudi dan Nashara, karena mereka menggunakan kuburan para nabinya sebagai tempat sholat."
  4. Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Ketika Rasulullah saw sakit, sebagian istri-istrinya menyebut-nyebut gereja-gereja di Habsyah yang bernama Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang kesana. Mereka menyebutkan tentang keindahan gereja itu dan hiasan-hiasannya. Rasulullah langsung mengangkat kepalanya seraya bersabda: "Mereka itu, apabila diantara mereka ada yang shaleh, maka mereka mendirikan tempat sholat di atas kuburannya, lalu mereka memasang gambar-gambar. Mereka itu adalah seburuk-buruk ciptaan di sisi Akkah (pada haria kiamat)." (HR. Bukhary, Muslim, An-Nasa'I, Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Abu Awanah, al Baihaqy, Al Baghaway)
  5. Dari Jundap bin Abdullah Al-Bajly, bahwa lima hari sebelum Nabi saw meninggal, ia mendengar beliau bersabda: "Aku mempunyai saudara dan teman-teman diantara kamu. Dan aku terbebas di hadapan Allah bahwa aku mempunyai seorang kesayangan di antara kamu. Sesungguhnya Allah telah mengambilku sebagai kesayangan-Nya sebagaimana Dia juga mengambil Ibrahim sebagai kesayangan-Nya. Andaikata aku mengambil dari umatku seorang kesayangan. Tentu aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kesayanganku. Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu menjadikan kuburan para Nabi dan orang-orang shaleh diantara mereka sebagai tempat sholat. Ketahuilah janganlah kamu mendirikan kuburan sebagai masjid. Aku melarang kamu sekalian dari perbuatan itu." (HR. Muslim, Abu Awanah, Ibnu Sa'ad).
  6. Dari Al-Harits An-Najrany, ia berkata, "Aku mendengar Nabi saw bersabda lima hari sebelum meninggal: "Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shaleh diantara mereka sebagai tempat shalat. Ketahuilah janganlah kamu sekalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Aku melarang kamu dari hal itu." (HR. Ibnu Abi Syaibah. Isnad shahih dan disyaratkan oleh Muslim).
  7. Dari Abu Ubaidah bin Al Jarrah, berkata, "Ucapan terakhir yang disampaikan Nabi saw adalah: "Keluarkanlah orang-orang Jahudi penduduk Hijas dan Najran dari Jazirah Arab. Dan Ketahuilah bahwa orang yang paling buruk adalah mereka yang menjadikan kuburan para Nabinya sebagai tempat shalat." (HR. Ahmad, Ath Thahawi, Abu Ya'la, Ibnu Asakir. Sanadnya shahih).
  8. Dari Zaid bin Tsabit, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Allah melaknat )dalam riwayat lain memerangi) orang-orang Yahudi, karena mereka menjadikan kuburan para nabinya sebagai tempat shalat." (HR. Ahmad, orang-orang terpercaya selain Ibnu Abdurahman. Asy-Syukani mengatakan: "Orang-orangnya Jayyid.").
  9. Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah saw bersabda: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai patung. Allah melaknat suatu kaum yang menjadikan kuburan para nabinya sebagai tempat shalat." (HR. Ahmad, Ibnu Sa'd, Abu Ya'la, Abu Nu'aim. Sanadnya Shahih).
  10. Dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, 'Aku berjumpa dengan Al Abbas, lalu ia berkata, "wahai Ali, pergilah bersama kami menemui Nabi saw. Siapa tahu kita mempunyai masalah. Dan kalau tidak beliau dapat berwasiat kepada manusia lewat kita. Maka kami menemui beliau. Sedang beliau terlentang seperti pingsan. Lalu beliau mengangkat kepalanya seraya berkata: "Allah melaknat orang-orang Yahudi, karena mereka menjadikan kuburan para nabinya sebagai tempat shalat."
  11. Dari Ummahatul-Mukminin, bahwa para sahabat Rasulullah saw berkata, 'Bagaimanakah kita harus membangun kuburan Rasulullah saw ? Apakah kita menjadikannya sebagai masjid ? Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata: 'Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashara, kerena menjadikan kuburan para nabinya sebagai tempat shalat."

ADAPUN SUBHAT YANG SERING KITA DENGAR: "Kuburan Nabi saw ada di dalam Masjid beliau, yang dapat disaksikan hingga saat ini. Kalau memang hal ini dilarang, lalu mengapa beliau dikuburkan disitu ?

Jawabannya: Keadaan yang kita saksikan pada jaman sekarang ini tidak seperti yang terjadi pada jaman sahabat. Setelah beliau wafat, mereka menguburkannya didalam biliknya yang letaknya bersebelahan dengan masjid, dipisahkan oleh dinding yang ada pintunya. Beliau biasa masuk masjid lewat pintu itu.

Hal ini telah disepakati oleh semua ulama, dan tidak ada pertentangan diantara mereka. Para sahabat mengubur jasad beliau didalam biliknya, agar nantinya orang-orang sesudah mereka tidak menggunakan kuburan beliau sebagai tempat untuk shalat, seperti yang sudah kita terangkan dalam hadits 'Aisyah dibagian muka. Tapi apa yang terjadi dikemudian hari di luar perhitungan mereka. Pada tahun 88 Hijriah, Al Walid bin Abdul Malik merehab masjid Nabi dan memperluas masjid hingga kekamar 'Aisyah. Berarti kuburan beliau masuk ke dalam area masjid. Sementara pada saat itu sudah tidak ada satu sahabatpun yang masih hidup, sehingga dapat menentang tindakan Al Walid ini seperti yang diragukan oleh sebagian manusia.

Al Hafizh Muhamad Abdul-Hady menjelaskan didalam bukunya Ash-Sharimul Manky: "Bilik Rasulullah masuk dalam masjid pada jaman Al Walid bin Abdul Malik, setelah semua sahabat beliau di Madinah meninggal. Sahabat terakhir yang meninggal adalah Jabir bin Abdullah. Ia meninggal pada jaman Abdul Malik, yang meninggal pada tahun 78 Hijriah. Sementara Al Walid menjadi khalifah pada tahun 86 Hijriah, dan meninggal pada tahun 96 Hijriah. Rehabilitasi masjid dan memasukkan bilik beliau kedalam masjid, dilakukan antara tahun-tahun itu.

Abu Zaid Umar bin Syabbah An Numairy berkata di dalam buku karangannya Akhbarul-Madinah: "Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi gubernur Madinah pada tahun 91 Hijriah, ia meribohkan masjid lalu membangunnya lagi dengan menggunakan batu-batu yang diukir, atapnya terbuat dari jenis kayu yang bagus. Bilik istri-istri Nabi saw dirobohkan pula lalu dimasukkan kedalam masjid. Berarti kuburan beliau juga masuk kedalam masjid."

Dari penjelasan ini jelaslah sudah bahwa kuburan beliau masuk menjadi bagian dari masjid nabawi, ketika di Madinah sudah tidak ada seorang sahabatpun. Hal ini ternyata berlainan dengan tujuan saat mereka menguburkan jasad Rasulullah di dalam biliknya.

Maka setiap orang muslim yang mengetahui hakikat ini, tidak boleh berhujjah dengan sesuatu yang terjadi sesudah meninggalnya paraa sahabat. Sebab hal ini bertentangan dengan hadits-hadits shahih dan pengertian yang diserap para sahabat serta pendapat para imam. Hal ini juga bertentangan dengan apa yang dilakukan Umar dan Utsman ketika meluaskan masjid Nabawi tersebut. Mereka berdua tidak memasukkan kuburan beliau ke dalam masjid.

Maka dapat kita putuskan, perbuatan Al Walid adalah salah. Kalaupun ia terdesak untuk meluaskan masjid Nabawi, toh ia bisa meluaskan dari sisi lain sehingga tidak mengusik kuburan beliau. Umat bin Khattab pernah mengisyaratkan segi kesalahan semacam ini. Ketika meluaskan masjid, ia mengadakan perluasan di sisi lain dan tidak mengusik kuburan beliau. Ia berkata: "Tidak ada alasan untuk berbuat seperti itu." Umar memberi peringatan agar tidak merobohkan masjid, lalu memasukkan kuburan beliau ke dalam masjid.

Karena tidak ingin bertentangan dengan hadits dan kebiasaan khulafa' urrasyidin, maka orang-orang Islam sesudah itu sangat berhati-hati dalam meluaskan masjid Nabawi. Mereka mengurangi kontroversi sebisa mungkin. Dalam hal ini An-Nawawi menjelaskan di dalam Syarh Muslim: "Ketika para sahabat yang masih hidup dan tabi'in merasa perlu untuk meluaskan masjid Nabawi karena banyaknya jumlah kaum muslimin, maka perkuasan masjid itu mencapai rumah Ummahatul-Mukminin, termasuk bilik 'Aisyah, tempat dikuburkannya Rasulullah dan juga kuburan dua sahabat beliau, Abubakar dan Umar. Mereka membuat dinding pemisah yang tinggi disekeliling kuburan, bentuknya melingkar. Sehingga kuburan tidak langsung nampak sebagai bagian dari masjid. Dan orang-orangpun tidak shalat ke arah kuburan itu, sehingga merekapun tidak terseret pada hal-hal yang dilarang.

Ibnu Taimiah dan Ibnu Rajab yang menukil dari Al-Qurthuby, menjelaskan: "Ketika bilik beliau masuk ke dalam masjid, maka pintunya di kunci, lalu disekelilingnya dibangun pagar tembok yang tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar rumah beliau tidak dipergunakan untuk acara-acara peringatan dan kuburan beliau dijadikan patung sesembahan."

Dapat kami katakan: Memang sangat disayangkan bangunan tersebut sudah didirikan sejak berabad-abad di atas kuburan Nabi saw. Disana ada kubah menjulang tinggi berwarna hijau, kuburan beliau dikelilingi jendela-jendela yang terbuat dari bahan tembaga, berbagai hiasan dan tabir. Padahal semua itu tidak diridhai oleh orang yang dikuburkan disitu, yaitu Rasulullah saw. Bahkan ketika kami berkunjung kesana, kami lihat disamping tembok sebelah uatara terdapat mihrab kecil. Ini merupakan isyarat bahwa tempat itu dikhususkan untuk shalat dibelakang kuburan . Kami benar-benar heran. Bagaimana bisa terjadi paganisme yang sangat mencolok ini dibiarkan begitu saja oleh suatu negara yang mengagung-agungkan masalah tauhid ? Namun begitu kami mengakui secara jujur, selama disana kami tidak meliahat seorangpun mendirikan shalat didalam mihrab itu. Para penjaga yang sudah ditugaskan disana mengawasi secara ketat agar mencegah manusia yang datang kesana dan melakukan suatu yang bertentangan dengan syariat disekitar kuburan Nabi saw. Ini merupakan suatu yang perlu disyukuri atas sikap pemerintah Saudi. Tetapi ini belum cukup dan tidak memberikan jalan keluar yang tuntas. Tentang hal ini sudah lama kami katakan di dalam buku Ahkamul Jana'iz wa Bida'uha: "Seharusnya masjid Nabawi dikembalikan ke jamannya semula, yaitu dengan membuat tabir pemisah antara kuburan dengan masjid, berupa tembok yang membentang dari uatara ke selatan. Sehingga setiap orang yang masuk ke masjid tidak dikejar oleh macam-macam pertentangan yang tidak diridhai pendirinya. Kami merasa yakin, ini merupakan kewajiban pemerintah Saudi, kalau ia masih ingin menjaga tauhid yang benar. Andaikata ada rencana perluasan kembali, maka bisa melebar kesebelah barat atau sisi lainnya. Tapi ketika diadakan perbaikan lagi, ternyata masjid Nabawi tidak dikembalikan ke bentuknya yang pertama pada jaman sahabat."


2009-08-21

Malaysia Akui Lagi Kebudayaan Indonesia (Tari Pendet), Dasar Tak Tahu Malu  

Seklias Mengenai Tari Pendet

Tari PendetTari Pendet adalah atri pemujaan yang banyak dipertunjukkan di Bali. Tarian ini melambangkan turunya dewata ke Bumi. Nambun, lambat laun tarian ini diartikan sebagai “Ucapan Selamat Datang” juga masih mengandung nilai-nilai relegius. Tak perlu banyak waktu dan keahlian untuk melakukan tari pendet ini, hampir semua orang bisa dan tanpa perlu latihan khusus dan intensif. Juga, tarian ini sering diajarkan dengan mengikuti gerakan-gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar.Gadis yang lebih senior mengajarkan gerakan dan yang yang junior mengikutinya, dan begitu seterusnya.

 

Flashback Sejarah Hubungan Indonesia-Malaysia

Sejak awal, Malaysia mungkin telah membuat perkara besar khusunya dengan rakyat Indonesia. Lihat saja dari cara mereka mengaku-ngaku kebudayaan yang sebenarnya murni dari Indonesia. Contohnya dari klaim atas angklung, Reog ponorogo, Batik, Hombo Batu, Tari folaya, da lain sebagainya.

Tak hanya itu, beberapa aksi tidak terhormat yang dilakukan Bangsa Malaysia seperti Penyiksaan TKI yang terlihat tidak henti-hentinya menyayat Bangsa Indonesia khususnya para TKI dan TKW. Memalukan memang namun, Pemerintah Malaysia cenderung menutup-nutupi hal tersebut dan juga berusaha melindungi para pelaku tindak kekerasan terhadap TKI.

Tak hany itu pula, masalah perbatasan yang sangat geram bila dibahas yaitu masalah Ambalat maupun Ligitan dan Sipadan. Seharusnya mereka menyadari, jangan rebut pulau maupun perairan kami lagi, Tidakkah bangsa Malaysia tak capek, terus-terus mengganggu kedaulatan negara kami?? Masih dua hal lagi, masalah tapal batas Kalimantan-Malaysia yang terus dimundurkan ke arah Indonesia yang lebih dari 100 Km, yang terus menerus rugikan Indonesia. Dan parahnya lagi, ada pula orang Indonesia yang dilatih dan direkrut oleh tentara Malaysia sebagai pembantu tentara yang nanti akhirnya mereka (Rakyat Indonesia yang direkrut) akan berbalik menyerang Indonesia.

Satu hal lagi, para teroris dan beberapa penyelundupan kayu ke Malaysia sungguh mengerikan. Seenaknya saja mereka datang ke Indonesia dan mengobrak-abrik Indonesia. Kejamnya Malaysia.

 

Pengakuan Tari Pendet Oleh Malaysia

Hey Malaysia, apakah anda tak tahu malu dan tak punya harga diri???

Mungkin pertanyaan tersebut patut keluar dari negeri yang terus-terus di Dzolimi. Kita, rakyat Indonesia tak ingin macam-macam, kami ingin aksi ini dihentikan.

Saya pernah tanya mengenai masalah pengakuan budaya oleh Malaysia kepada staf kerjasama ASEAN dari DEPLU. Mereka mengatakan bahwa. Sebenarnya di ASEAN ini telah ditandatangani Blue Print yang salah satunya mengenail perlindungan Hak dan Produk-produk budaya dari suatu negara, khususnya di ASEAN. Dan sebenarnya juga, Di ASEAN telah dibentuk komunitas bernama ASEAN SOSIO CULTURAL COMMUNITY(ASCC) yang mana salah satu tujuannya adalah mempromosikan identitas negara di ASEAN baik dari produk Budaya maupun yang berbau Sosio-Budaya.

Jadi Jawabannya: Ya, Malaysia Tak Tau Malu, Tak Tahu Diri, dan Tak Tahu Aturan!!!!

 

Menurut saya, ini bukan salah pemerintah karena, pemerintah dianggap tidak becus mengurusi hal tersebut dalam hal pengurusan pelestarian dan pematenan hak. Namun, menurut hemat saya, pemerintah sudah cukup bijak, lalu kalau ditanya masalah pelestarian gimana,,, jawabannya adalah terserah. Karena itu adalah budaya kita, mau kita lestarikan, mau tidak (memang sebaiknya dilestarikan, ini hanya perumpamaan), mau dibiarin, mau digendong kemana-mana, semua sah. Tapi mungkin MALAYSIA saja yang rada  kegatelan ngaku-ngaku budaya orang.

Padahal mereka satu rumpun, tapi tak merasa berkawan,,,

Pepatuh tersebut sangatlah cocok, setelah apa yang saya utarakan tadi. Mereka dengan seronoknya, memasukkan tari pendet ke dalam properti iklan visit Malaysia.

Semoga semangat nasionalisme kita lebih maju, apalagi baru saja Indonesia berulang tahun, jangan biarkan mereka tindas kita lagi.

Untuk orang Indonesia yang bersimpatik dan punya jiwa nasionalisme yang tinggi, saya persilakan memberikan komentar.

Thank

Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Pra-Dasar UNISRI Surakarta Hari ke-2  

 

Berikut rangkuman acara kegiatan LKMM tingkat Pra-dasar yang diadakan UNISRI Surakarta pada tanggal 15 Agustus.

07.00-07.30: Presensi

07.30-09.00: Materi sifat kritis dari ibu Anita Trisiana, SPd, MH.

Kritis adalah tidak lekas percaya, berusaha menemukan kesalahan/kekeliruan, dan tajam dalam menganalisis.

Ciri-ciri Ilmuwan: Kritis, Terbuka, Sistematis(relevan/sepadan), dan komprehensif(integral)

Sifat kritis seseorang ditentukan oleh: persepsi, wawasan, pengetahuan.

Persepsi adalah Tanggapan(penerimaan) langsung dari suatu serapan, atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera atau pandangan/pemahaman terhadap suatu hal. Persepsi orang dapat berbeda, belum tentu benar, bisa mempengaruhi perilaku atau persepsi orang dapat menyebabkan perbedaan pendapat.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memecahkan masalah;

1. mengetahui masalah yang akan dipecahkan

2. Ada minat untuk pemecahan masalah

3. memahami tujuan pemecahan masalah

4. menncari kemungkinan pemecahan masalah (alternatif pemecahannya)

09.00-10.45: materi visi misi UNISRI oleh ibu rektor, Kapti rahayu

Arah pengembangan pendidikan tinggi: Rai-se/L-raise, yaitu:

1. Relevance

2. Academic Athmosphere

3. Institusoinal Management

4. Sustainability

5. Efficiency

6. Kepemimpinan

Paradigma baru pengelolaan Perguruan tinggi: kualitas, otonomi, akuntabilitas, akreditasi, dan evaluasi

Paradigma penataan sistem perguruan tinggi:

1. hasil dan kinerja Perguruan Tinggi harus mengacu pada kualitas yang berkelanjutan

2. kualitas berkelanjutan, dilandasi kreativitas, ingeruitas, dan produktivitas sivitas akademik dapat dirancang dengan pola manajemen yang berasaskan otonomi

3. Otonomi perguruan tinggi harus senafas dengan akuntabilitas/ pertanggungjawaban

10.45-12.00: materi pengenalan diri oleh bapak Buddy Rianto

A. Pengenalan Diri

1. Pemahaman diri(Potensi dan Kelemahan)

Kita harus tahu siapakah aku, bila kita sudah tahu, maka kita juga kan bisa memahami orang lain.

Cara memahami diri;

- identifikasi potensi pribadi dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap

- identifikasi kelemahan dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap

- mencari solusi atas kelemahan yang telah diidentifikasi

- secara berkala mengadakan penilaan diri dan mendorong untuk perubahan

2. Pemahaman Fakultas/Program studi

memahami profil program studi, profil lulusan program studi, sistem SKS & IPK, sistem pembiayaan, dan konsekuensi sebagai mahasiswa

3. Pemahaman pola pembelajaran di perguruan tinggi

memahami metode SCL, Praktikum, magang, kkn, magang, evaluasi pembelajaran, tugas akhir, dan skripsi

B. pengembangan Diri

agar sukses dalam perkuliahan, maka setelah memahami diri (potensi dan kelemahan), memahami program studi serta memahami pola pembelajaran di UNISRI, kita harus memiliki komitmen, konsekuensi, serta konsistensi untuk mengembangkan diri

KECAKAPAN PRIBADI DAN KETERAMPILAN SOSIAL

- Adaptabilitas: bersedia menghadapi perubahan

- Percaya diri: percaya pada kemampuan yang dimiliki

- Kendali diri: mampu mengolah emosi dan tidak detensif

- Sifat dapat dipercaya: memelihara kejujuran dan integritas

- Minat: peduli pada orang disekitarnya

- Empati: memahami orang lain

Pukul 13.00-16.00: materi pola pikr prestatif dan keterampilan berkomunikasi

Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa(LKMM) Tingkat Pra Dasar UNISRI Surakarta tahun 2009 hari pertama  

 

Saya akan menyampaikan liputan LKMM Tingkat Pradasar yang memang ditujukan untuk pembekalan mahasiswa baru. Acara ini diselenggarakan pada hari jum'at tanggal 14 Agustus 2009

Pukul 07.15-08.00 : Presensi dan latihan Upacara

Pukul 08.00-08.45: Upacara yang dipimpin oleh bapak wakil rektor dengan petugas dari MENWA

Pukul 08.45-09.30: Materi dinamika kelompok oleh Bapak Drs. Suharno, MM

Pukul 09.30-10.15: Materi Akademik dari Lucia Indrastuti, SH, MSi(Rektor urusan akademik)

berikut rankuman dari beliau.

- Semester merupakan 16-18 minggu kuliah dan kegiatan lain termasuk 2-3 minggu tatap muka

- Beban Studi S! di UNISRI berkisar antara 144-150 SKS

- Mahasiswa diperbolehkan melakukan cuti maksimal 1 tahun dengan selang maksimal 2 kali

- SKS merupakan: 50 menit tatap muka dengan pengajar atau 60 menit kegiatan akademik terstruktur atau 60 menit kegiatan mandiri

- Ujian perbaikan akan dilaksanakan jika terdapat nilai D yang lebih dari 10 % dan IPK dibawah 2,50 yang diperoleh dari semester pertama hingga akhir.

Pukul 10.15-11.00: Materi Administrasi keuangan oleh Drs. Amin wahyudi, MM

menurut beliau, beban biaya yang ditanggung mahasiswa berupa:

1. Pendaftaran

2. Registrasi(/semester)

3. SPK (semester 1 dan 2)

4. SPT (awal masuk)

5. Dana kesehatan (/semester khusus member)

6. Dana Perpustakaan (awal masuk)

7. SPP dan SKS (/semester)

8. Wisuda

9. Konversi mata kuliah (bagi yang transfer)

10. KKL (kuliah Kunjungan Lapangan)

11. PPL(untuk FKIP)

12. Laboratorium)

13. Pengelepasan Fakultas

14. Buku pedoman fakultas dan pedoman skripsi

15. Proses Belajar mengajar

16. KHS

17. Hotspot dan Internet

18. Poliklinik

19. UKM

20. ganisri

21. Kerohanian

Pukul 11.00-13.30: Istirahat Makan dan sholat Jum'at

Pukul 13.30-14.45: Presentasi UKM

Macam-macam UKM:

1. UKM Olahraga

2. UKM Katholik

3. UK Kerohanian Kristen

4. UK Mahasiswa Islam

5. Paduan Suara Mahasiswa UNISRI

6. Mapala ARCAPADA

7. PERS UNISRI

2009-08-18

PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN RI KE-64  

 

Tahun ini adalah tahun yang luar biasa. 17 Agustus 2009, adalah hari Ulang tahun RI yang ke-64. Berbagai peringatan dilakukan diseluruh penjuru Indonesia, bahkan di luar negeri sekalipun.

Upacara Bendera di Istana Merdeka sungguh khidman meski, tak dihadiri oleh mantan Presiden. Seperti biasanya, acara ini sungguh luar biasa nan gagah, dengan penuh rasa nasionalisme yang cukup kuat terlihat.

Upacara bendera di bawah laut di pantai Malalayang dan NAD sungguh luar biasa dan pertama kali. Untuk yang di Malalayang, Manado, acara ini memecahkan rekor dunia karena jumlah penyelam yang terjun 2486 orang yang diikuti pula dari orang dari mancanegara.

Upacra bendera di sekolah-sekolah maupun di berbagai Institusi di seluruh Indonesia berlangsung khidman. Tentu saja setiap tahun, yang ditunggu-tunggu adalah upacara bendera baik di sekolah-sekolah maupun di berbagai institusi. Hampir bisa ditebak bahwa initi dari pidato inspektur upacara adalah untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan rasa patriotisme terhadap nusa dan bangsa.

Upacara bendera di perbatasan Indonesia-Singapura di Batam, Kepulauan Riau diiringi jatuhnya dwiwarna. Upacara ini sungguh memalukan, meski pada awal upacara tak terjadi apa-apa dan tak ada kejanggalan, ternyata ketika Sang bendera Merah putih hampir sampai di ujung tiang, Sang dwiwarna jatuh, seharusnya dalam masalah ini, pengibar bendera harus lansung meraih bendera sebelum tiba di tanah namun, sang pengibar kurang responsif, dan kecelakaan ini sungguh memalukan. Dalam pidatonya juga, Inspektur upacara menyatakan ketidak becusan sang pengibar bendera dan suasana sedih dan kecewa menyayat sang pengibar.

Upacara bendera di perbatasan Indonesia-Papua nugini diwarnai pengibaran bendera Bintang Kejora sejak pukul 03.00 WIT. Polisi langsung menurunkan dan menginjak-injak bendera tersebut lalu segera mencari pelaku pengibaran. Juga terjadi di Maluku, yaitu ada warga yang kedapatan memakai jaket bergambar bendera RMS (Republik Maluku Selatan) dan pelaku tersebut langsung ditangkap.

Beberapa pengibaran bendera di tempat unik lain adalah Upacara di Gunung Elbrus di Rusia, di Gunung Semeru, di Gunung kidul, di Gua, di tebing yang setinggi 400 meter dan sebagainya. Keunikannya juga dapat kita lihat dari busana yang di pakai. Kalau yang di bawah air memakai peralatan selam, dan di tempat lain ada pula yang memakai pakaian adat dan tokoh wayang. di Rusia, orang-orang Bali datang ke Kedubes RI di Rusia memakai pakaian adat Bali. Juga beberapa pawai diadakan di beberapa daerah di Indonesia.

Juga seperti biasa, diadakan lomba-lomba seperti Panjat pinang dan acara lain, namun juga ditemukan acara unik yaitu lomba menembak foto NOORDIN sebagai sasaran. Acara ini diharapkan dapat mengenalkan ank-anak agar dapat mengetahui ciri NOORDIN juga diharapkan Bangsa Indonesia tidak takut lagi dan dengan segenap jiwa membrantas aksi TERORISME.

Meski perayaan tahun ini lebih inovatif dan kreatif namun, pada hakekatnya adalah sama yaitu kita harus menghargai jasa para pahlawan, memajukan Indonesia, meningkatkan rasa Patriotisme maupun Nasionalisme yang akhir-akhir ini mulai terkikis dan membangun bangsa ini dengan segenap hati.

UPACARA PERINGATAN RI DI BAWAH LAUT  

 

17 Agustus 2009 ini adalah hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-64. Salah satu cara yang dilakukan untuk merayakannya adalah dengan mengadakan upacara peringatan di bawah laut. Ini merupakan event-event spesial yang mana baru pertama kali diadakan didunia.

 

Malalayang, 17 Agustus 2009

2486 orang telah berhasil mengadakan penyelaman massal yang memang juga ditujukan untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. Jumlah ini memecahkan rekor dunia dengan kategori jumlah penyelam massal terbanyak di dunia.

Sungguh luar biasa kali ini, kedalaman penyelaman berkisar di 17 meter di bawah permukaan laut. Semua peserta upacara memakai baju selam dan dilengkapi pula alat komunikasi agar inspektur upacara dapat memberi aba-aba. Acara ini khususnya ditujukan agar masyarakat Indonesia semua ini dapat mencintai laut Indonesia yang sangat indah ini, apalagi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Upacara bawah laut yang unik ini, diikuti orang luar negeri dari 23 negara. juga hadir pula marinir-marinir asing serta mahsiswa dari Manado dan beberapa klub selam yang ada di Indonesia ini serta Angkatan darat, Angkatan Laut, Angkatan Darat, Kepolisian Republik Indonesia, maupun masyarakat umum. Selain peserta, ada juga tujih pejabat dan 19 tim setting area yang disiagakan di bawah laut.

Hari itu warga berbondong-bondong melihat aksi penyelaman tersebut serta banyak dari televisi lokal yang meliput secara langsung event bersejarah tersebut. Menurut, Lucia Sinigagliesi yang memang datang dari Inggris, selaku jri Guinnes World Record, event ini berhasil dan sesuai dengan harapannya.

Acara kali ini diadakan di pantai Malalayang yang berbatasan dengan taman laut Bunaken karena tidak ingin merusak terumbu karang maupun ekosistem di Bunaken. Bertindak sebgai inspektur upacara adalah wakil kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Moeklas Sidik, dan komandan upacra Kadispenal , Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul. Upacara ini berlangsung selama 30 menit. Dimulai pukul 10.00 WITA sampai 10.30 WITA.

NAD, 17 Agustus 2009

Meski tidak memecahkan rekor dunia, upacara bawah laut di NAD tetap dilakukan secara sederhana. Namun, acara ini sukses, maknanya adalah sama yaitu untuk memperingati HUT RI ke-64. Kebanyakan dari mereka adalah penyelam dan mahasiswa Universitas Syah Kuala. Acara ini diselenggarakan di lepas pantai NAD, dan dikedalaman sekitar 7 meter.

2009-08-17

MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA INDONESIAKU  

 

Merdeka! Salam Merdeka buat Indonesiaku tercinta. Kebanggaan ini patut kita rayakan bersama. Hidup! Hidup! Merdeka! Merdeka adalah cita-cita yang dielu-elukan oleh seluruh penjuru dunia, tak terkecuali bangsa Indonesia yang sungguh besar ini.

Hari ini adalah yang sangat berbahagia sekali, karena Indonesia tecinta ini berulang tahun yang ke-64. Tentu saja kita harus menghargai jasa-jasa para pahlawan kita yang telah berjuang demi nusa dan bangsa sehingga negara kita ini bisa Merdeka dan terlepas dari belenggu penjajahan negara Asing.

Flasback sebentar, dahulu negara kita ini sudahlah kaya namun, karena kedatagan para penjajah dan membuat rakyat Indonesia sengsara sampai dengan 7 keturunan. Penjajah tersebut adalah Belanda, Inggris dan Jepang. namun, beruntunglah, para proklamator berhasil memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus tahun 1945 yang agu-lagunya sering kita kumandakan.

Terlepas dari itu semua, penjajahan hammpir mengancam bangsa ini meski kita sudah resmi Merdeka. Mulai dari penyerangan pihak asing sampai dengan perjanjian-perjanjian yang membuat wilayah NKRI ini menyempit dan terusik. Beruntung pula, mereka para pahlawan yang berjuang di medan perang maupun tidak alias berperang melalui intelektualnya berhasil mengusir mereka kembali untuk kesekian kalinya.

Di abad 21 ini, sebenarnya kitapun masih bergantung pada asing, lihat saja hutang, investasi dan lain-lain ini, yang mungkin membuat Indonesia ini tersudut.

Namun, sekali lagi kita haruslah bersyukur karena istilahnya apapun, namun tetap kita harus akui, Indonesia masih lebih baik dari pada dulu dan kita pula berharap Indonesia akan jadi lebih baik lagi di masa depan. Amin Ya Robbal Alamin.

Peran Indonesia selama ini dalam dunia Internasionalpun sangat diperhatikan, yaitu berupa menciptakan kedamaian dunia. namu, sebetulnya keamanan Indonesia juga agak sedikit terancam dengan serang teroris dan pemberontakan. Marilah kita bersama mendalami arti kemerdekaan ini dengan sepenuh hati, hanya untuk Indonesiaku ini.

MERDEKA.... MERDEKA INDONESIAKU....

2009-08-14

Polemik Presiden Wanita  


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
"Saya adalah seorang agamis, bukan orang politikus"
Sebelum melangkah memaparkan masalah, saya mesti ambil ancang-ancang dan pasang kuda-kuda terlebih dahulu supaya nanti tiada kesan pada pembaca dua hal:

Pertama: Tulisan ini berbau politik dan penulisnya sedang melakukan pembunuhan karakter terhadap lawan politiknya. Tidak, sama sekali tidak, bagaimana mungkin penulis melakukan hal itu, lha whong dia bukan seorang aktivis partai, terjun datam kancah potitik juga enggak, dia hanyalah seorang santri yang tak sibuk mengikuti arus perkembangan dan hikuk pikuk politik praktis.
Kedua: Tulisan ini bernuansa pemberontakan, lantaran presiden Indonesia sekarang adalah wanita. Tidak, Demi Allah tidak, bagaimana dia bermaksud demikian, padahat dia dikenal sangat menganjurkan kepada masyarakatnya untuk taat dan menghormati para pemimpin serta mengecam tajam para provokator pemberontakan seperti pada tulisannya edisi lalu yang berjudul "Khawarij, Bahaya Mengancam Umat".
Sengaja saya utarakan hal ini terlebih dahulu agar pembaca tidak salah kesan terhadap maksud tulisan ini. Jadi, maksudnya bukan apa-apa, tak lain hanyalah membela hadits Nabi Muhammad dari hujatan para musuh yang menotaknya hanya berdasar pada akal, hawa nafsu, fanatik dan lain sebagainya. Tak pandang bulu siapapun orangnya dan suara sumbang apapun yang menerpanya.
Dahulu pemah dikatakan kepada Yahya bin Ma'in:
"Apakah engkau tidak khawatir bila orang-orang yang engkau kritik tersehut kelak menjadi musuhmu di hari kiamat?" Beliau menjawab: "Bila mereka yang menjadi musuhku jauh lebih kusenangi daripada Nabi yang menjadi musuhku, tatkata beliau bertanya padaku: 'Mengapa kamu tidak membela sunnahku dari kedustaan?!!'"

Dari Abu Bakrah berkata: "Allah memberikan manfaat kepadaku dengan suatu kalimat pada perang Jamal. Tatkala sampai khabar kepada Nabi bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisra sebagai pemimpin, beliau bersabda:
"Tidak akan berbahagia suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita".


Sepanjang penelitian saya, ada lima orang yang meriwayatkan dari Abu Bakrah:
1. HasanAl-Bashri
Orang yang meriwayatkan dari beliau ada tiga:
a) Auf Al-A'rabi
Riwayat Imam Bukhari dalam Shahihnya, Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak , Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra dan Al-Ismaili dalam Al-Mustakhrajnya sebagaimana dalam Fathul Bari . Al-Baghawi berkata:
"Hadits ini shahih". Al-Hakim berkata: "Hadits shahih sanadnya dan keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak mengeluarkannya"!
Saya berkata: "Imam Al-Hakim benar dalam menshahihkan hadits ini tapi beliau keliru tatkala menyatakan bahwa hadits ini tidak dikeluarkan Bukhari Muslim, karena hadits ini dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya
sebagaimana anda lihat sendiri. Semoga Allah mengampuni Imam Al-Hakim".
Berkata Al-Hazh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 13/54 mengomentari sanad Imam Bukhari: "Sanad hadits ini, seluruh rawinya bashriyyun (dari kota Bashrah)".
b) Humaid At-Thawiil
Riwayat Tirmidzi , Nasa'I  dan Al-Hakim dalam Al Mustadrak dari jalan Muhammad bin Al-Mutsanna dari Khalid bin Harits dengannya. Dan diriwayatkan Al-Hakim dari jalan Musaddad dari Khalid bin Harits dengannya. Dan diriwayatkan Ahmad dari jalan Hammad bin Salamah dengannya. Tirmidzi berkata: "Hadits Hasan Shahih".
Al-Hakim berkata: "Hadits ini shahih rnenumt syarat dua Syaikh (Bukhari Muslim) dan keduanya tidak mengeluarkannya". Saya berkata: Tadi sudah saya sampaikan bahwa ini adalah kesalahan beliau. Perhatikanlah!
Al-Hazh Ibnu Hajar berkata dal am Fathul Bari: "Al-Bazaar juga meriwayatkan hadits ini seraya berkomentar: "Banyak orang yang meriwayatkan hadits ini dari Hasan (Al-Bashri), tetapi yang paling bagus sanadnya adalah rwayat Humaid (At-Thawiil)".
c) Mubarak bin Fadhalah
Riwayat Ahmad. Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan Umar bin Syabbah dalam Kind, Akhbar Bashrah sebagaimana dalam Fathul Bari.
Sanad hadits ini dha'if, karena sekalipun Mubarak bin Fahdhalah adalah rawi yang shaduq (hasan haditsnya; tetapi dia adalah mudallis sebagaimana dikatakan Al-Hazh lbnu Hajar, sedangkan dia meriwayatkan dalam seluruh jalur di alas dengan lafazh an'anah"

 
2. Abdur Rahman bin Jausyan
Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf dan Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya dari beberapa jalan dari Uyainah dari Abdur Rahman bin Jausyan dengannya. Syaikh Al-Albani berkata dalam Invaul Ghalil: "Sanadnya jayyid (hasan). Uyainah adalah anaknya Abdur Rahman bin Jausyan, din dan hapaknya keduanya tsigoh (terpercaya)".

3. Bakkar bin Abdul Aziz bin Abu Bakrah
Riwayat Abu Nuaim dalam Akhbar Ashfahan, Ibnu Maasi dalam Juz Al-Anshari sebagaimana dalam AdDhaifah no. 436, Ibnu Adi dalam Al-Kamil , Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan Ahmad dengan lafazh:
Hancur kaum lelaki tatkala mereka taat pada wanita.
Al-Hakim berkata: "Hadits ini shahih dan keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak mengeluarkannya". Dan disetujui Adz-Dzahabi. Tetapi Syaikh Al-Albani mengatakan:
"Beliau (Dzahabi) lupa dengan apa yang dia sebutkan sendiri dalam Al-Mizan tentang biogra Bakkar ini: "Ibnu Main mengatakan: "Laisa bi Syai' (tidak ada apa-apanya). Ibnu Adi mengatakan: Dia tergolong rawi lemah yang ditulis haditsnya. Imam Dzahabi juga mengatakan dalam Adh-Dhu'afa: "Dha'if, dibawakan oleh Ibnu Adi". Syaikh Al-Albani menyimpulkan: Hadits dengan lafazh seperti ini adalah lemah, sebab kelemahan rawinya dan kesalahan rawi dalam menyampaikan hadits.

 
4. Abdur RahmanbinAbuBakrah
Riwayat Ahmad dari jalan Haudzah bin Khalifah dari Hammad bin Salamah dari Ali bin Zaid dengannya. Sanad hadits ini dha'if. Ali bin Zaid bin Jud'an ditegaskan oleh Al-Hazh ibnu Hajar dalam At-Taqrib sebagai rawi yang dha'if.'


5. Umar bin Al-Hajanna'
Riwayat lbnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, Al-Baihaqi dalam Dalail Nubuwwah dan AlUqaili dalam Adh-Dhu'afa dari jalan Abdul Jabbar bin Abbas dari Atha' bin Saib, dari Umar bin Al-Hajanna'. Al-Uqaili berkata: "Hadits tidak ada mutaba'ahnya dan tidak dikenal kecuali darinya (Umar bin Al-Hajanna'). Dan Abdul Jabbar bin Abbas termasuk Syi'ah". Ucapan ini dinukil dan disetujui oleh Imam Dzahabi dalam Mizanul I'tidaldan Al-Hazh Ibnu Hajar dalam Lisanul Mizan. Al-Haitsami berkata dalam Majma' Zawaid: "Diriwayatkan Al-Bazzar dan dalam sanadnya terdapat Umar bin Al-Hajanna". Adz-Dzahabi menyebutkan bahwa hadits ini temasuk kemungkarannya. Dan juga Abdul Jabbarbin Abbas, dia dikatakan oleh Abu Nuaim: "Tidak ada di Kufah seorang yang lebih pendusta daripadanya dan dianggap tsiqah (terpereaya) oleh Abu Hatim".
Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Al-Bidayah wa Nihayah dari jalur Al-Baihaqi lalu berkomentar: "Munkar jiddan. Yang shahih adalah riwayat Bukhari dari Hasan Al-Bashri dari Abu Bakrah...".
Adapun syahid (penguat dari sahabat lain) hadits ini, saya tidak megjumpainya kecuali saw yaitu dari Jahir bin Samurah an, itupun sunadnya ddak shahih. Diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam Al-Ausath. Al-Haitsami berkata dalam Majma' Zawaid: "Diriwayatkan At-Thabrani dalam Al-Ausath dari gurunya, Abu Ubaidah Abdul Waris bin Ibrahim. Saya tidak mengenalnya. Adapun perawi lainnya, semuanya terpereaya".
Kesimpulannya, hadits yang paling shahih dalam masalah ini adalah riwayat dari jalan Hasan Al-Bashri kemudian Abdur Rahman bin Jausyan, sedangkan jalur Bakkar bin Abdul Aziz dan Abdur Rahman bin Abu Bakrah -Insya Allah- menambah kekuatan hadits tersebut. Jadi, hadits ini adalah shahih dengan tiada keraguan di dulamnya. Oleh karena
itu saya tidak menjumpai seorang pakar ahli hadits-pun yang melemahkannya, bahkan Muhammad Al-Ghazzali sendiri dalam kitahnya "As-Sunnah Nubawiyyah Baina Ahli Hadits wa Ahli Fiqh" menyatakan: "Saya-pun telah mengamati hadits yang diriwayatkan itu. Walaupun ia tergolong shahih, sanad maupun matannya, namun apa kira-kira
artinya?"' !!!

Minimal ada dua hal penting yang dapat kita petik dari hadits mulia ini:

1. Wanita tidak boleh menjadi pemimpin negara.
Imam Syaukani berkata menjelaskan hadits ini dalam Nail Aurhar Jilid 4 hal. 617: 'Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa wanita bukanlah bidangnya mengurusi negara, dan tidak halal bagi suatu kaum untuk menyerahkan urusan negara kepada kaum wanita, karena menghindari perkara yang dapat menyebabkan kesengsaraan adalah wajib". Perkataan serupa juga diucapkan oleh Imam As-Shan'ani dalam Subul Salon. Bahkan, hal ini mempakan ijma' (kesepakatan) para ulama semenjak dahulu hingga sekarang,
Imam Al-Baghawi berkata dalam Syarh Sunnah:
"Para ulama bersepakat bahwa seorang wanita tidak boleh menjadi pemimpin, karena seorang pemimpin dia perlu keluar menegakkan perintah jihad serta urusan kaum muslimin dan menyelesaikan pertikaian munusia, sedangkan wanita adalah aurat, tidak boleh menampakkan diri, dia juga lemah untuk mengurus semua kepentingan. Dengan demikian, maka tidak layak mangku jabatan kepemimpinan kecuali kaum lakilaki. Demikian pula seorang pemimpin tidak boleh buta matanya, sebab dia tidak dapat membedakan orang yang sedang sengketa. Adapun riwayat bahwa Nabi mengangkut Ibnu Ummi Maktuman di Madinah dua kali, im hanyalah kepemimpinan sholat, bukan masalah merumuskan dan menghakimi".
Imam Ibnu Hazm berkata dalam Al-Fishal AlMilal :
"Seluruh golongan ahli kiblat (kaum muslimin) bersepakat, tak ada seorangpun diantara mereka yang membolehkan kepemimpinan wanita dan anak kecil melainkan kelompok Radhah, dimana mereka membolehkan kepemimpinan anak kecil yang belum baligh dan bayi di kandungan seorang ibu. Pendapat ini jelas keliru, sebab anak yang belum baligh belum dibebani, padahal seorang pemimpin dia dibebani untuk menegakkan agama. Wabillahi Tauq".
Lanjutnya: "Dan seorang imam diwajibkan harus dari Quraisy, baligh, laki-laki, tidak suka maksiat dan berhukum dengan Al-Qur'an dan sunnah saja", Imam As-Syanqithi berkata dalam Adhwaul Bayan (1/26) tatkala menyebutkan sepulah syarat pemimpin dalam Islam:
"Syarat kedua: Hendaknya pemimpin tersebut dari kaum laki-laki dan tidak ada perselisihan tentang masalah tersebut di kalangan ulama (lalu beliau mnvehutkan hadits di atas)". Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami' li Ahkamil Qur'an :
"Berkata Al-Qodhi Abu Bakar bin Al-Arabi: "Hadits ini merupakan nash bahwa seorang wanita tidak boleh menjadi menjadi khalifah dengan tiada perselisihan pendapat tentangnya. Dan dinukil dari lbnu Jarir Ath-Thobari beliau membolehkan seorang wanita menjadi hakim tetapi ini tidak shahih darinya...dan diriwayatkan dari Umar bahwa beliau nendahalukan seorang wanita sebagai pengurus pasar dun inipun tidakshahih darinya. Maka janganlah engkau noleh dan meliriknya karena semua itu adalah desasdesus ahli bid'ah terhadap hadits!!!".
Demikianlah kesepakatan dan kesatuan faham para ulama. Anehnya masih ada saja orang yang mengotak-atik masalah ini dengan seenak udelnya. Masih segar dalam ingatan penulis sebuah judul dalam surat kabar menjelang pemilu tahun lalu "100 kyai se-Indonesia sepakat bolehnya presiden wanita". Suhhanallah, para ulama robbaniyyun dahulu hingga sekarang telah bersepakat tentang tidak bolehnya wanita sebagai pemimpin negara, tetapi mereka bersepakat tentang bolehnya.
Adakah kejahilan yang lebih dalam daripada ini?! La haula wa Laa Quwwata Illa
billahi.


2. Kecerdasan akal dan ketundukan para sahabat dalam menyikapi hadits Nabi yang dalam hadits ini diwakili oleh sahabat Abu Bakrah. Hal itu ditinjau dari beberapa segi:
a) Abu Bakrah berpegang teguh dengan nasehat dan bimbingan Nabi tatkala terjadi fitnah, beliau berkata: Maka tatkala Aisyah datang menuju kota Bashrah, saya mengingat sabda Rasulullah sehingga Allah menyelamatkanku dengan pesan tersebut,
b) Abu Bakrah menerima pasrah hadits tersebut tanpa meragukannya dengan alasan karena hanya dia sendiri yang mendengarnya dari Nabi
c) Abu Bakrah memahami bahwa makna hadits tersebut bukan khusus pada negeri Persia saja, namun mencakup umumnya para wanita, bahkan Aisyah, ummul mukminin sekalipun. Padahal tahukah anda siapa Aisyah? Wanita yang paling pandai sedunia.
d) Abu Bakrah tidak mempenentangkan hadits tersebut dengan kisah ratu Balqis, padahal dia termasuk sahahat yang mengerti tafsir Al-Qur'an, karena memang baginya tidak ada pertentangan antara hadits dengan Al-Qur an. Adapun orang yang ingin menodai kehormatan sahabat yang mulia ini seperti tuduhan sebagian kalangan bahwa Abu Bakrah menyampaikan hadits tersebut karena dia berada pada pihak Ali bin Abi Thalib dan ingin menjatuhkan lawan poltiknya yaitu Aisyah beserta pendukungnya, maka ketahuilah bahwa tuduhan seperti itu tidaklah keluar kecuali dari mulut kaum zindiq yang ingin menghancurkan Islam dari dalam!!!. 
Syubhat Para Pengkritik
Pengkritik hadits ini mengemukakan berbagai macam alasan. Sebagian menolaknya dengan akal seperti Syaikh Muhammad Ai-Ghazzali dalam bukunya "AsSunnah Nabawiyyah'  tatkala melecehkan hadits ini seraya mengatakan: "Ratu Batgis, Victoria (Ratu Inggris), Indira Gandhi (Persiden India), Golda Meir (Perdana Menteri Yahudi) telah memimpin bangsa mereka tapi toh mereka bahagia." Sehagian lagi ada yang beralasan bahwa haditsnya lemah seperti Prof. Dr. Nurcholis Majid dalam makalahnya yang dimuat di harian Jawa Pos 9 tatkala mengatakan:
"Hukum agama (Islam) tidak secara tegas mengatur boleh tidaknya wanita menjadi kepala negara atau kepala pemerintahan..." Lanjutnya lagi: "Memang ada hadits-hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan jabatan kepala negara atau kepala pemerintahan semestinya dijabat oleh pria, meski begitu hadits-hadits tersebut lemah".
Sebagian lagi ada yang mementahkannya dengan alasan haditsnya hanyalah ahad seperti pernyataanWahyuni Widyaningsih, manajer kajian pada 'Elsad, Surabaya dalam tulisannya yang bertajuk "Presiden Pemmpuan di mata Islam" Sebagian lagi beralasan dengan latar belakang penuturan hadits seperti dinyatakan oleh Dr. Said Aqil Siradj, khatib Am PBNU dalam tulisannya yang bertajuk "Pro dan Kontra Presiden Wanita" 11 dan juga Dr. Alwi Shihab, Staf pengajar lulusan Universitas Harvard USA sekaligus ketua PKB dalam tulisannya yang bertajuk "Memperhatikan Prinsip daripada Label"Parahnya lagi, sebagian mereka menghujat dengan alasan perubahan zaman seperti ditutis oleh Dr Juwairiyah Dahlan, Kepala Jumsan Fak. Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya 13 -setelah menyebutkan kesepakatan ulama dan menegaskan bahwa hadits Abu Bakrah adalah shahih dari segi metodologi kritik hadits-: "Singkat kata, wanita waktu itu (pada zaman Rasul) selalu berada dalam tembok-tembok suami atau orang tuanya, mereka dikurung di rumah dengan sangat ketat. Tetapi sekarang situasi banyak bembah. Wanita banyak yang pandai terlibat secara intens pelbagai lapangan kehidupan. Jadi mereka sudah tahu seluk-beluk masalah...".
Demikianlah mereka bersatu menggonggong untuk memadamkan cahaya Allah, tetapi Allah pasti menghancurkan makar dan tipu daya mereka sekalipun mereka geram dan benci.
Kesimpulan argumen para pengkritik hadits di atas dapat disusun sebagai berikut:
1. Haditsnya lemah
2. Haditsnya hanya Ahad (tidak matawatir)
3. Bertenangan dengan Al-Qur'an tentang kisah Ratu Balqis
4. Latar belakang penuturan hadits
5. Pembahan zaman.
6 Menjawab Syubhat

1 Haditsnya Lemah
Haditsnya lemah seperti komentar Prof. Dr. Nurcholis Majid -Semoga Allah memberinya petunjuk
Jawaban: Ingin sekali rasanya saya mengucapkan kepada anda dengan kalimat Arab (yang artinya): Ini bukanlah bidangmu, maka menyingkirlah sana. Katakanlah padaku: Apakah anda melemahkan hadits ini berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang tertera dalam ilmu mushtholah hadits ataukah berdasarkan perasaan, hawa nafsu, akal dan kejahilan?!! Terus terang saja, saya berani menegaskan: "Bukan haditsnya yang lemah, tapi akal dan argumen anda yang lemah". Bagaimana tidak? Buktinya anda tidak mampu mengemukakan alasan tentang penyebab kelemahan hadits tersebut, padahal telah dicatat oleh para ahli hadits (sebagaimana di atas) dan dishahihkan oleh Imam Bukhari, Tirmidzi,Al-Hakim, Adz-Dzahabi, As-Suyuthi, Al-Albani dan lain-lain. Tidak ada perselisihan diantara mereka, bahkan diakui keshahihannya oleh Muhammad Al-Ghozzali yang biasa melemahkan hadits-hadits shahih!!! Lantas, bagaimana pendapat anda -wahai saudaraku pembaca- terhadap seorang jahil tentang ilmu hadits dan menyelisihi para tokoh ulama ahli hadits di atas?!! Mungkinkah mereka yang salah sedang Nurcholis yang benar?! Ataukah sebaliknya?! Jawablah sendiri wahai pembaca!.

2 Haditsnya Ahad, Tidak Mutawatir
Jawaban: Katakanlah kepada orang yang melontarkan alasan ini seperti lbu Wahyuni Widyaningsih: Siapakah pendahutu anda dalam alasan ini? Apakah mereka para sahabat Nabi'?! Tidak, buktinya sahabat Abu Bakrah tak mempersoalkannya. Apakah mereka para ulama ahli hadits dan atsar?! Ternyata juga tidak, buktinya tak ada seorangpun diantara mereka yang menggugatnya. Apakah ini pemikiran Mu'tazilah, kelompok sesat dan menyesatkan umat? Ya, benar sekali. Maka khabarkanlah padaku -wahai saudara pembaca- apakah para ulama sejak zaman para sahabat hingga sekarang berada dalam kesesatan dan Wahyuni cs yang mendapat petunjuk? Ataukah malah sebalikrya'?! Tak ragu lagi bagi orang yang arif tentang agama bahwa sangat mustahil bila para ulama semenjak dahulu hingga sekarang berada dalam kesesatan, maka label "sesat" hanyalah pantas disandang oleh para pengusung pemikiran ini. Kalau mau dipikir-pikir dan diputar balik alasan tersebut, ternyata bisa menjadi bumerang bagi orangnya sendiri sehiagga seperti dalam peribahasa Indonesia "senjata makan tuan". Kok bisa begitu'? Ya bisa saja tho, coba anda kirkan sebentar: "Pemikiran yang dilontarkan oleh mbak Widyaningsih tersebut apakah sudah mencapai derajat mutawatir ataukah masih dalam kategori ahad?! Jawabnya: Masih Ahad. Dengan demikian, maka kira tidak dapat menerima ucapannya dengan alasannya sendiri yaitu karena masih berderajat ahad, tidak sampai mutawatir. Apakah anda memahaminya?!

 

3 Kisah Ratu Balqis
Sebagian para rasionalisme menganggap bahwa hadits ini kontradiksi dengan AI-Qur'an yaitu tentang kisah Nabi Sulaiman bersama Ratu Balqis seperti diceritakan oleh Allah dalam Firman-Nya: Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana besar. (QS. An-Naml: 23).
Jawaban:
1. Kisah tentang ratu Saba' merupakan info tentang suatu kaum yang kar.
2. Setelah Ratu Saba' tersebut masuk Islam, dia tidak seperti semula tetapi di bawah kepemimpinan Nabi Sulaiman.
3. Seandainya memang benar hukumnya boleh pada syariat dahulu, tetapi hal itu bukanlah syari'at kita karena agama Islam telah sempurna dan membatalkan hal itu.
4. Kebiasaan mempertentangkan antara AlQur'an dengan hadits mempakan metode ahli bid'ah dan pengekor hawa nafsu yang ingin merusak agama.
5. Sesungguhnya Abu Bakrah, rawi hadits tidaklah memahami bahwa hadits tersebut hanya pada suatu peristiwa tertentu di daulah Persia, bahkan beliau mengisyaratkan tentang kekalahan pasukan perang Jamal yang merupakan sahabat pilihan tatkata mereka menyerahkan kepemimpinan kepada Aisyah, ummul mukiminin. Sedangkan rawi lehih tahu tentang makna hadits daripada selainnya". 14

4 Sebab Penurunan Hadits
Maksudnya, Nabi mengucapkan sabdanya tersebut karena memang ketika itu kondisi negeri Persia dalam keadaan bobrok dan menyerahkan kepemimpinan kepada seorang anak perempuan muda yang tidak tahu apa-apa. Seandainya situasi politik waktu itu aman dan pemimpin putri tersehut cerdas, tentu komentar Nabi berbeda dengan yang ada sekarang.
Jawab:
1. Dari manakah anda mendapatkan wahyu tentang sebab penuturan hadits tersehut?!
2. Taruhlah benar, bahwa sebab penurunannya demikian tetap saja tertolak karena hadits ini bersifat umum ditinjau dari beberapa segi:
a) Berdasarkan kaidah:
Rawi hadits lebih tahu tentang makna hadits riwayatnya. Rawi hadits ini yaitu sahabat yang mulia, Abu Bakrah memahami secara umum, bahkan menerapkan hadits ini di saat tnah perang Jamal bahwa pasukan yang dipimpin oleh Sayyidah Aisyah akan mengalemi kekalahan. Beliau berkata: Maka saya tahu bahwa pasukan Jamal (yang dipimpin Aisyah) tidak akan menang.
b) Berdasarkan kaidah:
Isim nakirah jatuh setetah na, maka menunjukkan arti umum Bila kita cermati, maka kaidah ini dapat diterapkan pada hadits pembahasan karena lafazh ( « ) dan ( ai;}I ) termasuk isim nakirah yang jatuh setelah la nayah ( =.1i ), berarti menunjukkan arti umum.
c) Berdasarkan kaidah:
Yang menjadi patokan adalah keumuman lafazh, bukan kekhususan sebab.
d) kesepakaten faham para ulama -seperti penjelasan di atas- bahwa makna hadits ini mencakup keumuman wanita.

5 Perubahan Zaman Seperti Ungkapan Ibu Juwairiyah Dahlan
Jawab:
1. Setelah membaca tulisan tersebut, saya bertanya-tanya dalam hati sendiri: "Mungkinkah kalimat seperti itu muncul dari seorang muslimah?!". Seketika itu pula saya sadar dan bergumam: "Ah, wajar aja-lah, orang yang bilang begituan orang IAIN!!!". Saya katakan wajar karena memang pemikiran-pemikiran nyeleneh bin sesat bin menyesatkan yang bersifat merontokkan agama seperti itu sudah merupakan sarapan harian dalam dunia IAIN. Oleh karennya tak heran tatkata Ad-Dajjal, Ulil Abshar Abdalla, intetek muda NU dan lokomatif Jaringan Islam Liberal (JIL) menulis dalam artikel dan wacananya yang sangat keji "Menyegarkan kembali Pemahaman Islam"; "Saya meletakkan Islam pertama-tama sebagai sebuah "organisme" yang hidup; sebuah agama yang berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia. Islam bukan sebuah monumen mati yang dipahat pada abad ketujuh masehi..." Tahukah anda siapa orang yang mula-mula berbondong-bondong mendukungnya?!
2. Sadarkah ibu Jauwairiyah Dahlan bahwa tulisannya tersebut berisi celaan terhadap isteri-isteri Nabi, sahabat dan ulama salaf, para wanita yang dipuji oleh Allah dan rasul-Nya?!! Apakah dia tidak membaca rman Allah: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertlngkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat. (QS. AIAhzab:33).
3. Bagaimana dia menganggap bahwa wanita pada sekarang lebih cerdas daripada wanita dahulu, zaman padahal Nabi bersabda: Tidak datang suatu kaum pada kalian melainkan setelahnya lebih jelek daripada sebelumnya sehingga kalian berjumpa dengan Rabb kalian. (HR. Bukhari no. 7068).
4. Katakanlah padaku -wahai saudara pembaca-: "Adakah wanita di dunia sekarang yang lebih pandai daripada ibunda Aisyah?! Lebih pandai dalam hal apa? Apakah dalam hal berdandan dan bersolek? Ataukah dalam tata negara? Atau? Atau? Jawablah!"
5. Kalau kita membuka lowongan pemimpin wanita. Lantas apa patokannya'? bagaimana
kriterianya? Dan apa dalilnya?

Problematika Dan Solusinya
Mungkin timbul tanda tanya di benak kita: "Bila memang pemimpin perempuan tidak boleh dalam Islam, lantas bagaimana dengan kepemimpinan kira sekarang? Apakah boleh bagi kita untuk memberontak dan menggoyang kursinya?"
Saya katakan: Sabar dan tenanglah, janganlah kita terbawa oleh arus emosi yang kerapkali menjadikan pelakunya kebablasan tak terkendalikan diri sehingga lalai dari bimbingan cahaya ilahi dan menyimpang dari rel syar'i. Ketahuilah wahai saudaraku - semoga Allah merahmatimu- bahwa sekalipun secara kaidah, wanita tidak boleh menjadi pemimpin negara, namun bila memang hal itu telah terjadi seperti kenyataan di negeri kita sekarang ini, maka Islam memerintahkan kira agar tetap mematuhinya dan tidak memberontaknya untuk menghindari timbulnya kerusakan yang lebih besar. Coba kira renungkan bersama pesan Nabi: Aku wasiatkan kalian dengan taqwa kepada Allah dan mendengar serta taat pada pemimpin sekalipun dia adalah budak.
AI-Hazh Ibnu Rajab Al-Hanbali menjelaskan:
"Dua kalimat ini menghimpun kebahagiaan dunia dan akherat. Wasiat taqwa merupakan kunci kebahagiaan akherat, sedangkan taat kepada pemimpin merupakan kunci kebahagiaan dunia".
Cermatilah hadits ini baik-baik! Para ulama bersepakat bahwa budak tidak boleh menjadi pemimpin. Walaupun demikian, seandainya memang dia terangkat menjadi pemimpin, maka tetap wajib bagi rakyatnya untuk mendengar dan taat padanya demi memadamkan api tnah dan menjaga terpeliharanya nyawa selagi tidak memerintahkan
ma'siat.
Bagaimanapunjuga, siapa sih orangnya yang tak mendambakan sosok seorang pemimpin ideal yang mampu mengayomi rakyat, menegakkan hukum Islam yang membawa kepada kebahagiaan, ketentraman, baldatun thoyyibatun wa rabbun Ghafur, gemah ripah loh jinawi (jawa). Semua kita pasti mendambakannya kecuali mungkin orang yang akalnya sudah miring dan perlu dibawa ke rumah sakit jiwa. Tapi bagaimanakah langkah untuk menggapainya?! Kapankah kira akan meraih dan mendapatkannya?! Jawabannya dapat kira temukan dalam Al-Qur'an sebagai berikut Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang rnereka usahakan. (QS. Al-An'am: 129).
Dalam ayat yang mulia ini terdapat faedah bahwa "apabila hamba banyak melakukan kedzaliman dan dosa-dosa, maka Allah akan menjadikan bagi mereka para pemimpin dzallm yang mengajak kepada kejelekan. Sebaliknya, apabila mereka baik, shalih dan istigomah dalam ketaatan, niseaya Allah akan mengangkat bagi mereka para pemimpin yang adil dan haik."Tegasnya, metode mendapatkan pemimpin ideal kembali pada diri kita, bukan dengan sibuk mencaci pemerintah, kudeta dan sebagainya, tetapi dengan bertaubat kepada Allah, memperbaiki aqidah, mendidik dan menanamkan Islam yang shahih pada diri dan keluarga kita masing-masing sebagai realisasi dari rman Allah: Sesugguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehimgga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra'ad 11).
Hal ini seperti yang disinyalir oleh seorang tokoh aktivis dakwah modern dalam ucapannya: Tegakkanlah daulah lslam di hati kalian, miscaya akan terwujud daulah islam di atas bumi kalian. Madah-Mudahan kaum muslimin dapat menyadari hal ini.